Kegiatan sehari-hari dalam kesibukan apapun kita kadang tak lepas dari kegiatan membaca sebuah tulisan, tulisan tersebut akan behubungan langsung atau tidak dengan kegiatan kita, yang jelas dari membaca kita dapat menyerap dan mengerti informasi yang didapat dari membaca tadi.
Membaca adalah aktivitas untuk mengeja huruf-huruf menjadi sebuah kalimat yang mengandung maksud atau pengertian, aktivitas membaca harus didasari dengan kemampuan memahami suatu susunan huruf yang dirangkai menjadi sebuah kata-kata, kemudian kata-kata tadi dirangkai menjadi sebuah kalimat, dengan kalimat itu terkandung suatu pengertian dari apa yang diutarakan oleh seorang penulis, adapun penulis membuat suatu bacaan tidak lain mengandung maksud ingin menyampaikan apa yang ada dipikirannya.
Tahapan membaca.
Ketrampilan membaca harus kita latih sejak dini, karena ketrampilan tersebut tidak dapat dengan sendirinya dikuasai, tetapi melalui tahap demi tahap, Membaca merupakan proses interaksi timbal balik antara individu dan informasi simbolik, dan proses ini terjadi melalui beberapa tahapan, yaitu :
1. Pengenalan, yakni pengenalan pembaca terhadap simbol-simbol huruf, umumnya terjadi jauh sebelum aktifitas membaca dimulai, yaitu saat kita berlatih mengeja huruf-huruf pada waktu mulai belajar membaca.
2. Asimilasi, yakni proses “melihat”, dalam arti proses dimana mata menangkap bayangan simbol-simbol huruf dan mengirimkan informasi keotak yang akan memberikan interprestasi atas obyek yang dilihat.
3. intraintegrasi, yakni pembaca dapat memahami keterkaitan antara bagian dalam tulisan yang dibaca, selanjutnya dapat menarik kesimpulan atas ide-ide pokok yang terkandung didalamnya.
4. Ekstraintegrasi, yakni pembaca menggunakan seluruh pengetahuan, pemahaman, dan juga keyakinan yang telah dimiliki sebelumnya untuk memberikan tanggapan atas subyek yang dibaca, tanggapan ini dapat berupa penerimaan, persetujuan, ataupun penolakan.
5. Penyimpanan, yakni pembaca menyimpan ide-ide dari sebuah buku beserta tanggapanya sendiri kedalam otak.
Tahapan-tahapan diatas akan dicapai melalui latihan secara teratus agar trampil dan mempunyai kemampuan membaca yang baik.
Orang yang mampu membaca dengan cepat dianggap mampu menyerap banyak informasi, sampai-sampai ada tes pengukuran kecepatan membaca uang menggunakan satuan wpm atau word per minute (di Indonesiakan menjadi kata per menit/kpm). Kita juga mendengar bahwa idealnya seorang pelajar/mahasiswa mempunyai kecepatan membaca 250 kpm.
Pendapat itu tak sepenuhnya benar, membaca cepat hanyalah sebuah “awalan” yang baik, tak ada gunanya kita membaca dengan kecepatan luar biasa, namun segera lupa materi yang kita baca, celakanya, inilah yang sering terjadi.
Untuk dapat membaca dengan “baik”, seluruh tahapan dari proses membaca diatas harus dilalui, kita umumnya memang hanya memperhatikan tahapan pertama dan kedua. Di sekolah misalnya, membaca dengan metode alfabet atau SAS, sampai kita mampu membaca kombinasi dari setiap huruf dalam setiap kata. Setelah itu kita dinyatakan dapat membaca meski mungkin kita tidak mampu menangkap makna dari suatu kalimat, ini tahapan pengenalan.
Kemudian kita diajari bagaimana sikap membaca “yang baik”, duduk dengan punggung tegak, jarak buku dengan mata 25-35 cm, ini tahapan asimilasi, tapi kita tidak mengenal tahapan-tahapan selanjutnya, sekaranglah saatnya kita memperhatikan hal-hal tersebut, bila kita ingin mampu membaca secara cepat dan efektif.
Hal-hal berikut ini mungkin dapat membantu kita melewati setiap tahapan kegaitan membaca. Ketika kita membaca buku, yang ingin kita serap adalah ide-ide, bukan rincian kata demi kata. Ide tidak terletak dalam sebuah kata, melainkan terkandung dalam gabungan beberapa kata, yang disebut frase, frase merupakan gabungan beberapa kata yang telah mengandung pengertian atau ide yang lengkap.
Ternyata membaca akan menjadi lebih cepat kita kita dapat menangkap ide per satuan waktu ke waktu, disamping itu kita tidak terjebak dalam mengumpulkan kata-kata tanpa mengungkap maknanya.
Membaca membutuhkan konsentrasi agar otak kita dapat mencerna apa yang diserap oleh otak kita kemudian kita sortir mana yang paling penting bagi kita dari informasi yang kita baca tadi.
Kemampuan otak cenderung menurun selama waktu belajar atau membaca, waktu optimal antara 20-50 menit. Untuk efektivitas membaca, kita perlu mengambil istirahat sejenak setiap 20-50 menit membaca, sekaligus memberikan kesempatan otek untuk mengendapkan ide-ide yang sudah diserap.
Membaca sebuah tulisan.
Tulisan yaitu buah pikiran yang dituangkan dalam bentuk rangkaian kata-kata menjadi sebuah kalimat yang mengandung suatu pengertian atau maksud.
Kamampuan membaca sebuah tulisan, yaitu kemampuan untuk mengungkapkan ide-ide, atau gagasan dari sebuah tulisan untuk kita serap pada otak kita kemudian kita olah sehingga menjadi suatu pemahaman atau pengertian dari tulisan yang kita baca. membaca sebuah tulisan sama saja dengan ingin mengetahui ide-ide apa yang ditulis oleh seorang penulis, yang dituangkan dalam sebuah karya berupa tulisan, ada seorang filsuf berpendapat “ malalui membaca kita dapat bekeliling dunia” artinya dengan membaca kita dapat mempelajari berbagai informasi dari berbagai belalah dunia, dari situ kita dapat belajar tentang berbagai hal dari negara lain.
Bagi seorang pelajar belajar adalah sudah menjadi kewajibanya, salah satu cara belajar, yaitu dengan melalui kegiatan membaca terutama membaca buku-buku pelajaran atau catatan yang ditulis selama mengikuti pelajaran di sekolah untuk diulang sehingga akan menguasai materi yang diterima di sekolah, maka seorang pelajar harus suka membaca guna menimba berbagai informasi untuk menambah pengetahuannya.
Kebiasaan membaca.
Kebiasaan setiap orang dalam membaca berbeda-beda antara lain, ada orang yang membaca sambil dukuk disuatu tempat contoh di ruang belajar sambil membuat cacatan kecil atau ringkasan atau memberi tanda garis bawah merah pada naskah yang dianggap penting, ada yang membaca sambil tiduran di papan, kursi panjang, atau tempat tidur, akan tetapi membaca cara ini kurang baik karena tidak baik bagi kesehatan, ada yang membaca pada tempat rekreasi seperti di taman, di halaman, atau dibawah pohon yang rindang dan sejuk, ada orang membaca pada pagi hari setelah mandi pagi kemudian membaca Koran untuk mengetahui perkembangan informasi pada hari itu.
Demikian tadi kebiasaan orang dalam aktivitas membaca, hendaknya sebagai seorang pelajar harus mempunyai kesukaan membaca guna menambah berbagai informasi atau pengetahuan.
Kegiatan membaca
Kegiatan membaca tak terbatas oleh usia, perbedaanya yaitu pada usia, bagi yang usianya lebih muda akan lebih mudah untuk memulai belajar membaca cepat dibandingkan dengan yang usianya lebih lanjut, akan tetapi kemampuan belajar tidak tergantung pada usia, melainkan tergantung kemauan pada diri kita sendiri.
Kemampuan membaca cepat dapat kita raih dengan meningkatkan kemampuan jangkauan rentangan kata, yaitu jumlah kata-kata yang dapat ditangkap dalam sekali pandangan mata, semakin banyak semakin baik, menurut pengalaman rata-rata orang dewasa memiliki jangkauann 106 kata setiap pandangan.
Membaca dapat dilakukan dengan cara membaca dalam hati, yaitu membaca yang dilakukan dengan tidak bersuara, hanya mata dan pikiran yang mengeja rangkaian kata-kata sehingga dapat ditanggkap maksud dan tujuan dari isi tulisan yang dibaca tersebut, dan dengan cara membaca nyaring, yaitu membaca dengan mengeluarkan suara sehingga terdenganr suaranya.
Ada berbagai motivasi mengapa orang mau membaca, yaitu antara lain;
1. Membaca untuk belajar, yaitu membaca buku pelajaran agar memahami materi yang ada pada buku tersebut sesuai dengan materi yang diajarkan oleh guru, buku tersebut dapat berupa buku pelajaran atau buku catatan.
2. Membaca sebagai rekreasi, yaitu membaca bacaan yang bersifat menghibur diri biasanya berupa bacaan seperti cerpen, novel, majalah, Koran, tabloid, dll.
3. Membaca untuk seni, yaitu membaca yang dilakukan dalam kegiatan seni seperti membaca puisi, sajak, cerpen, dongeng, dll.
4. Membaca untuk kegiatan ceremonial, yaitu membaca yang dilakukan dalam suatu kegiatan resmi, spserti membaca acara, Pancasila daalam suatu Upacara Bendera, Surat Keputusan dalam kegiatan serah terima jabatan, dll.
5. Membaca untuk beribadah, yaitu membaca dengan tujuan untuk beribadah seperti membaca Kitab Suci, berdo’a, berzikir, dll.
Kita menyadari bahwa betapa pentingnya kamampuan membaca untuk memperoleh informasi, di Indonesia telah dilakukan bebagai upaya ditempuh untuk memberantas Bangsa Indonesia dari buta huruf, upaya itu telah menghasilkan yang menggembirakan sudah kurang lebih 84 % dari penduduk Indonesia telah dapat membaca, yang secara langsung akan meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat.
Penutup
Demikian kajian membaca secara singkat, marilah kita mencoba membaca yang baik sehingga maksud dari membaca tersebut dapat tercapai, tanpa menyia-nyiakan waktu yang tak perlu
Rabu, 19 Mei 2010
KIAT MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA
Diposting oleh Azis di 07.01 0 komentar
MANAJEMEN SMK
I. LATAR BELAKANG
Bahwa perkembangan pendidikan selalu tidak lepas dari perubahan yang terjadi di masyarakat, sehingga pendidikan harus mengikuti apa yang sedang bekembang dan terjadi.
Kita tahu bahwa perkembangan pada masyarakat industri terjadi sangat cepat, karena dengan majunya dibidang teknologi industri, maka tak heran bila pasar kerja yang dibutuhkan adalah tenaga-tenaga yang mampu mengoprasikan teknologi industri tersebut, jangan heran bila out put pendidikan tidak dapat terserap oleh dunia usaha/.industri, bila pendidikan tidak mengikuti perubahan yang terjadi pada dunia usaha/industri.
Pada masa sekarang pasar kerja dibutuhkan tenaga yang trampil, mempunyai ethos kerja, dan profesional, karena dunia usaha/industri secara ekonomi tidak mau menanggung beban biaya yang tinggi dalam menyiapkan tenaga kerja , sebab akibatnya nantiya dunia usaha tidak berjalan secara efisien yang berakibat merugikan.
Sebenarnya pada pasar kerja disana banyak dibutuhkan tenaga kerja untuk memasuki dunia industri akan tetapi out put pendidikan ternyata ketrampilannya tidak sesuai dengan kebutuhan tersebut maka akhirnya hasil pendidikan tidak terserap pada pasar kerja. Untuk itu dunia pendidikan harus mau melihat apa yang dibutuhkan oleh pasar kerja sehingga link and match.akan terwujud.
Gambaran keberhasilan sekolah kejuruan dapat kita lihat berapa banyak terserapnya lulusanannya pada dunia kerja. Karena sekolah kejuruan bertujuan untuk mempersiapkan anak didik dalam memasuki ke dunia kerja dengan mempunyai sikap professional.
Untuk mweujudkan semua itu kita harus membuat konsep yang matang untuk mengembangakan sekolah kejuruan khususnya di Banjarnegara.
II. DASAR PEMIKIRAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ?
Pada UU Sistim Pendidikan National No. 2 Tahun 1989 pasal 11 ;
Ayat (1),yaitu , Jenis pendidikan yang termasuk jalur pendidikan sekolah terdiri atas pendidikan umum, pendidikan kejuruan, pendidikan luar biasa, pendidikan kedinasan, pendidikan keagamaan, pendidikan akademik, pendidikan professional.
Ayat (3) yaitu ,Pendidikan Kejuruan merupakan pendidikan yang mempersiapakan peserta didik untuk dapat bekerja pada bidang tertentu.
Pada UU Sistim Pendidikan National No. 2 Tahun 1989 pasal 15 ;
Ayat (1) yaitu, Pendidikanb menengah diselenggarakan untuk melanjutkan dan meluaskan pendidikan dasar serta menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan mengadakan hubungan timbale balik dengan lingkungan social, budaya dan alam sekitar serta dapat mengembangkan kemapuan lebih lanjut dalam dunia kerja datu pendidikan tinggi.
Ayat (2) yaitu, Pendidikan menengah terdiri atas pendidika umum, pendidikan kejuruan, pendidikan luar biasa, pendidika kedinasan, pendidikan keagamaan.
Dari dasar diatas bahwa sekolah kejuruan pada jenjang tingkat menengah disebut dengan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan dalam pelaksanaan diatur dengan Kep. Mendiknas No. 0490/U/1992, yaitu tetang Sekolah Menengah Kejuruan.
III. TUJUAN PENDIDIKAN DI SMK.
Sedang tujuan peididikan di SMK, berdasar Peraturan Pemerintah No. 1489/U/1992, pada pasal 2, ayat (1) yaitu :
1. Mempersiapkan siswa untuk melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi dan/atau meluakan pendidikan dasar ;
2. Meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya, dan alam sekitarnya ;
3. Meningkatkan kemampuan siswa untuk dapat mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan, teknologi, dan Kesenian ;
4. Menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja dan mengembangkan sikap profesional.
Dengan melihat tujuan diatas maka sekolah kejuruan memiliki posisi yang sangat strategis dalam memepersiapakan sumber daya manusia Indonesia sebagai angkatan kerja, apalagi di masa sekarang dengan memasukinya era pasar bebas pada tahun 2003, dimana pasar kerja sekarang sudah tanpa batas, artinya dunia industri dapat menyerap tenaga kerja dari berbagai negara. Disini letak peranan dari Sekolah Menengah Kejuruan untuk mempersiapkan peserta didiknya dengan berbagai ketrampilan yang dibutuhkan oleh dunia industri, agar dapat bersaing pada percaturan dunia internasional.
BAB II
PERMASALAHAN
Jika kita melihat dari tujuan Sekolah Kejuruan tersebut diatas tentunya kita mempunyai tugas untuk mempersiapkan peserta didik yang trampil sesuai dengan kebutuhan pada dunia kerja. Sekarang sudahkan sekolah kejuruan tersebut dapat memenuhi dari kebutuhan dunia kerja.
Sebenarnya kita sangat prihatin pada padangan mayarakat terhadap sekolah kejuruan, karena sekolah kejuruan dianggap sebagai sekolah nomor dua, setelah sekolah menengah umum, pendapat ini dicuplik dari saudara Muchlas Samani pada makalahnya yang disampaikan dalam diskusi di Pusat penelitian Kebijaksanaan Balitbang Depdiknas, di Jakarta, tanggal 23 Oktober 2000 yang lalu.
Jika memang benar sekolah kejuruan adalah sekolah kelas dua, kenapa sampai seperti itu, inilah yang sangat menarik yang perlu kita kaji. Bagaimana merubah padangan masyarakat terhadap sekolah kejuruan terutama di Kab. Banjarnegara, agar meraka tidak harus menyekolahkan anaknya ke sekolah mene*ngah umum bagi anaknya yang nantinya setelah lulus akan memasuki mdunia kerja.
Dari permasalahan tersebut, kita harus segera mengambil langkah-langkah kongkrit agar pamor sekolah menengah kejuruan di masyarakat dapat naik dan pemahaman masyarakat terhadap sekolah menengah kejuruan secara semestinya sebagai sekolah yang mempersiapkan peserta didiknya untuk memasuki dunia kerja pada tingkat menengah
Dalam pengembangan sekolah kejuruan ada berapa hal yang harus di dilakukan yaitu antara lain :
1. Menentukan apa visinya
2. Bagaimana misinya
3. Bagaimanakah Kurikulumnya
4. Bagiamana manajmen kepala sekolahnya
5. Bagaimanakah penyelengaraan kegiatan belajar mengajarnya
6. Bagaimanakah fasilitas pendukungnya
7. Bagaimanakah pelaksanaan praktek kerja industrinya (on job training)
8. Bagaimanakah pemberdayaan unit produksinya
9. Bagaimanakah pemasaran lulusanya agar terserap pada dunia kerja.
Delapan kunci yang harus kita wujudkan, untuk itu perlu adanya strategi dan langakah-llangah yang harus dipersiapkan.
BAB III
PENGEMBANGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
Sekolah Menengah Kejuruan sebagai bagian dari Pendidikan Menengah bertujuan menyiapkan siswa/lulusanya untuk :
1. Memasuki lapangan kerja serta dapat mengembangkan sikap profesional.
2. Mampu memilih karir, mampu berkompetensi dan mampu mengembangkan diri.
3. Menjadi tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan usaha dan industri pada saat ini maupun masa yang akan datang.
4. Menjadi warga negara yang produktif, adaptif dan kreatif.
Untuk dapat mewujudkan semua itu tidaklah mudah, kita harus merencanakan- nya dengan cermat agar setiap langkah dalam pengembangan sekolah menengah kejuruan dapat arah yang pasti, dengan target ketercapaiannya realistis.
I. MISI :
Langkah pertama yaitu merumuskan misi yang akan dijadikan sebagai pijakan dalam mengelola sekolah menengah kejuruan, disini akan tergambar bagai mana produk/out put dari sekolah menengah kejuruan nantinya.
”Mempersiapkan para lulusannya untuk menjadi Tenaga Kerja Tingkat Menengah yang cerdas, taqwa, dan terampil, mempunyai budaya tertib, budaya bersih dan budaya kerja yang tinggi, berjiwa wirausaha sebagai prasyarat guna mengisi kebutuhan tenaga kerja, baik masa kini maupun masa yang akan datang.”
III. VISI :
Untuk dapat merealisasi dari misi diatas, hasur kita rumuskan visi kedepanya yaitu target yang akan kita kerjakan dan implementasikan dalam mengelola sekolah menengah kejuruan, sehingga dalam mengorganisir dan memanage semua sumber daya yang ada pada sekolah tersebut dapat berjalan sesuai dengan visi yang telah kita rumuskan.
Menjadi Sekolah Unggulan, meliputi :
Inisiatif dan inovasi warga sekolahnya tinggi.
Dapat mengikuti perkembangan IPTEK, serta mampu berkomunikasi dengan baik.
Efektifitas pelaksanaan KBM-nya tinggi.
Aktivitas warga sekolahnya tinggi.
Lulusannya dicari dan dibutuhkan masyarakat
III. KURIKULUM
Jika kita melihat perkembangan pendidikan di Indonesia, maka salah satu yang perlu kita cermati yaitu pendidikan sekolah menengah kejuruan, sebagai salah satu tingkat sekolah yang mempersiapkan lulusannya mempunyai ketrampilan sesuai dengan kejuruan yang dipelajarinya,
Kita tahu bahwa perkembangan pendidikan selalu tidak lepas dari perubahan yang terjadi dimasyarakat, sehingga pendidikan harus mengikuti apa yang sedang bekembang dan terjadi.
Perkembangan pada masyarakat industri terjadi sangat cepat, karena dengan majunya dibidang teknologi industri, maka tak heran bila pasar kerja yang dibutuhkan adalah tenaga-tenaga yang mampu mengoprasikan teknologi industri tersebut, jangan heran bila out put pendidikan tidak dapat terserap oleh dunia usaha/.industri, bila pendidikan tidak mengikuti perubahan yang terjadi pada dunia usaha/industri.
Pada masa sekarang pasar kerja dibutuhkan tenaga yang trampil, mempunyai ethos kerja, dan profesional, karena dunia usaha/industri secara ekonomi tidak mau menanggung beban biaya yang tinggi dalam menyiapkan tenaga kerja , sebab akibatnya nantiya dunia usaha tidak berjalan secara efisien yang berakibat merugikan.
Dengan melihat tuntutan dari dunia kerja, maka sekolah menengah kejuruan sebagai salah satu mesin untuk memproduksi lulusan yang memenuhi standar ketrampilan yang dibutuhkan oleh dunia kerja harus mau mengadakan perubahan yang mengarah pada kebutuhan dunia industri.
Sebenarnya pada pasar kerja disana banyak dibutuhkan tenaga kerja untuk memasuki dunia industri akan tetapi out put pendidikan ternyata ketrampilannya tidak sesuai dengan kebutuhan tersebut maka akhirnya hasil pendidikan tidak terserap pada pasar kerja. Untuk itu dunia pendidikan harus mau melihat apa yang dibutuhkan oleh pasar kerja sehingga link and match.akan terwujud.
Melihat bahwa keberhasilan sekolah kejuruan adalah apabila banyak lulusannya terserap oleh dunia industri/kerja dan keterserapan tersebut tidak lepas dari penguasaan ketrampilan dan ethos kerja dai lulusanny setalah masuk pada dunia insustri/kerja diakui keberadaanya.
Untuk itu peserta didik perlu dipersipakan betul-betul sebelum memasuki dunia industri/kerja. Salah satu komponen yang sangat menentukan keberhasilan tersebut adalah kurikulum.
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mangajar 9UU SPN No. 2 Th. 1989, Pasa; 1. ayat 9).
Saat ini kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan disusun sedemikian rupa fleksibelnya menyesuaikan dengan perkembangan pada dunia industri/kerja sebagai pemakai tenaga keraja. Kurikulum SMK dirancang untuk menjawab semua tantangan yang terjadi pada pasar kerja, disini menggunakan pendekatan Competencies Based Curriculum (CBC) dan Broad Based Curriculum (BBC) yang memiliki daya suai tinggi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kurikulum ini telah melalui proses validasi dengan pihak dunia usaha/industri sebagi pengguna (User), yaitu melalui kelompok bidang keahlian (KBK) ditingkat MPKN.
Secara umum dikelompokkan dalam 7 kelompok yaitu ; Binis dan Manajemen, Teknologi dan Industri, Pertanian dan Kehutanan, Kesejahteraan Masyarakat, Pariwisata, Seni dan Kerajinan, dan kurikulum SMK itu sendiri dapat dibagi dalam tiga kelompok sesuai dengan Pasal 21, ayat 2 Kep. Mendikdub No. 0490/U/1992, yaitu :
1. Normatif yaitu berpesan dalam pembentukan watak menusia Indonesia
2. Adaptif berperan dalam penanaman dasar dan kemepuan profil
3. Produktif berperan dalam pemebekalan ketrampilan produkrtif.
Dengan sistem pembelajaran menggunakan sistem semester sehingga memungkinkan waktu belajar lebih lama dan beban pembelajaran dalam setahun untuk tingkat I sebayak 2000 jam, tingkat II sebanyak 2000 jam, dan tingkat III sebanyak 1800 jam, sehingga apabila satu tahun ada 40 minggu maka setiap minggu beban belajarnya kurang lebih 50 jam.
Ciri yang menonjol disini yaitu untuk semua bidang keahlian ada program diklat komputer dan kewirausahaan, dimana pada diklat kewirausahaan dirancang terstruktur tetapi lebih menonjolkan pada pengalaman empiris peserta didik (learnign by experience dan learning by doing), diklat Komputer yaitu untuk membekali peserta dididik dengan ketrampilan mengaprasikan teknologi komputer sesuai dengan paket keahlian yang dipelajarinya, dan kemampuanya dalam komunikasi jaringan internet.
Pada kurikulum ini peran dunia usaha/industri besar sekali karena pembelajran menggunakan sistem Dual Based Program yaitu pembelajaran diselenggarakan disekolah dan didunia usaha/industri, oleh karena itu sekolah diharuskan melakukan analisis profil/sub profil dan analisis jenis-jenis pekerjaan yang ada pada dunia kerja, dengan demikian kesenjangan antara SMK dengan dunia usaha/industri dapat ditekan serendah mungkin, sekolah diharapkan betul-betul dapat melaksanakan program kurikulum secara taat azas agar dapat menjawab tantangan zaman secara cepat.
Kurikulim SMK sekarang dengan pendekatan sbb:
1. Broad Base Curriculum, yaitu :
a. Cakupan bidang keahlian yang memungkinkan fleksibilitas menghadapi masa depan yang penuh dengan kemungkinan perubahan.
b. b. Memberikan dasar ilmu pengetahuan dan teknologi yang betul-betul dasar bagi pengembangan selanjutnya.
c. c. Memberikan ketrampilan dasar secara mendasar, dengan teknik kerja yang hemat, sebagai dasar pengembangan profesi.
2. Competensi Based Curriculum, yaitu :
a. Berdasar paket-paket program.
b. Setiap paket program mengacu pada pencapaian kompetensi tertentu.
c. Setiap kompetensi memakaiacuan kriteria terstruktur.
3. Mastery Learning (Belajar Tuntas), yaitu :
a. Setiap siswa harus menguasai kompetensi setiap satuan pengajaran sampai tuntas.
b. Siswa tidak diperkenankan beranjak kesatuan pekerjaan/pelajaran berikut, sebelum tugas yang sedang dikerjakan selesai secara tuntas.
c. Pengajaran siswa dilayani secara individual.
d. Siswa yang belum menyelesaikan pekerjaan/pelajaran dalam waktu yang ditentukan, diberi pelajaran pengulangan (remidial).
4. Budaya Kerja.Yaitu suatu pendekatan untuk membiasakan kegaitan siswa di sekolah menyerupai kebiasaan orang bekerja di dunia usaha/industri. Proses pembiasaan ini, merupakan bagain program pendidikan, mempersipakan siswa memasuki dunia kerja.
5. Key Competencies (Kompetensi Kunci). berfungis untuk meningkatkan keunggulan melalui :
a. Kemampuan berpikir logis melalui penguasaan matematika dan ilmu pengetahuan.
b. Kemampuan berkomunikasi melalui penguasaan bahasa.
c. Kemampuan bekerja sama dengan orang lain (team building/team work).
d. Kemampuan penguasaan teknologi, termasuk penguasaan komputer.
e. Kemampuan mengorganisasikan pekerjaan.
6. Unit Produksi, berfungis dan berperan :
a. Menjadi “Means”(alat) untuk menuntun sekolah berwawasan bisnis.
b. Menuntun sekolah berorientasi pasar, peduli pada pesaing mutu, selera dan waktu pemasok.
c. Melengkapi dan menjadi tempat praktek kerja industri sebagai bagian dari program PSG.
d. Memberikan penghasilan, menambah kesejahteraan pihak-pihak terkait.
IV. MANAJEMEN KEPALA SEKOLAH
Maju mundurnya sebuah sekolah ditentukan sekali oleh bagaimana kiprah Kepala Sekolah dalam mengelola sekolah tersebut, karena Kepala sekolah berkedudukan sebagai top manager atau pimpinan (leader) dalam lembaga tersebut. Dalam deskripsi wawasan wiyata mandala bahwa Kepala Sekolah mempunyai wewenang dan tanggung jawab penuh atas penyelenggaraan pendidikan dilingkungan sekolahnya. Berdasar pasal 8 Kep Mendikbud No. 0490/U/92, ayat 1, seorang Kepala Sekolah bertanggung jawab atas :
1. Penyelenggaraan kegiatan pendidikan yang meliputi ;
a. penyusunan program kerja sekolah.
b. pengaturan kegiatan proses belajar mengajar dan hasil berlajar serta bimbingan penyuluhan.
c. menyusun RAPBS.
2. Pembinaan kepada siswa
3. Pelaksanaan bimbingan dan penilaian bagi guru dan tenaga kependidikan lainya.
4. Menyelenggarakan administrasi sekolah yang meliputi administrasi ketenagaan, keuangan, kesiswaan, perlengkapan dan kurikulum.
5. Perencanaan pengembangan, pendayagunaan dan pemeliharaan saran dan prasarana.
6. Pelaksanaan hubungan sekolah dengan lingkungan dan atau masyarakat.
Indikator Keberhasilan.
Untuk melihat keberhasilan seorang Kepala Sekolah dalam menjalankan tugasnya dapat kita lihat dari indicator keberhasilan seorang Kepala Sekolah, yang antara lain yaitu :
1. Sebagai pimpinan, harus mempunyai ; a. Kepribadian yang matang dan menarik dalam kehidupan sehari-hari disekolah, sehingga dapat menjadi pusat perhatian dari semua unsur yang ada di Sekolah, b. Mempunyai kemampuan untuk memotivasi bawahan atau rekan sekerja dalam rangka memperlancar pelaksanaan tugas, c. Mempunyai kemampuan dalam mengambil keputusan secara tepat pada saat-saat yang dibutuhkan, d. Dapat berkomunikasi dengan semua pihak dalam berbagai kalangan terutama dengan para pembantunya dalam mengkomunikasikan program-programnya secara tepat, e. Mampu mendelegasikan wewenang secara tepat pada para pembantunya dalam rangka penyelesaian pekerjaan.
2. Sebagai manajer, harus memahami visi dan misi dari tujuan yang akan dicapai oleh Sekolah, melalui pendekatan manajerial yang baik, yaitu; a. mampu menyusun rencana kerja atau program yang akan diwujudkan dalam jangka panjang dan jangka menengah serta jangka pendek, dengan menentukan skala prioritas dari tiap item program, program disusun secara logis dengan target pencapaian yang jelas, b. dapat memilih pembantunya secara tepat the right man on the right place dalam artian menempatkan pembantunya sesuai dengan prestasi dan kemampuan yang dituntut dalam rangka pelaksanaan program-program tersebut, c. langkah selanjutnya yaitu menggerakan para pembantunya dengan menggunakan kebijaksanaan, instruksi, petunjuk, keputusan-keputusan yang jelas dan mudah dipahami oleh pembantunya, d. agar pelaksanaan program tercapai sesuai dengan denga target maka perlu diawasi, dikontrol, di evaluasi hasilnya sebagai bahan tindak lanjut program selanjutnya.
3. Sebagai wira usaha, seorang Kepala Sekolah harus mempunyai jiwa wira usaha yaitu : a. Sebagai bisnisman atau entre preunership yaitu dalam menjalankan sebuah sekolah seakan-akan sedang menjalankan sebuah usaha dengan mengembangkan penawaran dan permintaan, maka sekolah harus dapat menawarkan keunggulan-keunggulan yang dimuliki dengan didukung fasilitas yang memadai sehingga menjadi daya tarik bagi masyarakat untuk menyekolahkan anaknya pada sekolah tersebut, tentunya Kepala Sekolah harus mempunyai cakrawala yang luas dalam memahami berbagai permasalahan yang timbul karena kamajuan dimasyarkat, mempunyai kemampuan berpikir kritis, bertindak efektif dan efisien atau berdaya guna dapat mengambil peluang-peluang yang tepat sebagai terobosan untuk kemajuan sekolah, dengan langkah pasti, teliti, rasional, sehingga tercipta profesionalisma dalam mengelola sebuah sekolah, dengan ditunjukan mencuatnya keberhasilan dimasyarakat dan keberhasilan ini merupakan unggulan dari sekolah tersebut, sebagai contoh : sekolah dapat berprestasi sebagai peraih nilai tertinggi, sebagai juara dibidang oleh raga, menonjol fasilitas sekolahnya seperti meiliki komputer, mesin ketik, labolatorium bahasa inggris, dll, dan hendaknya keberhasilan yang dicapai sekolah jangan hanya dinikmati oleh lingkungan sekolah saja tetapi merambah kemasyarakat sekitarnya, dan ini oleh serang Kepala Sekolah dapat dimanfaatkan keberhasilan tersebut sebagai momen ajang untuk promosi sekolah baik melalui radio, televisi, koran, majalah, tabloid, film, dll, agar masyarakat tahu akan keberadaan dari sekolah tersebut, b. Selanjutnya hal yang lebih penting yaitu seorang Kepala Sekolah harus mempunyai keberanian untuk membuat manuver-manuver dalam bidang pendidikan agar kredibilitasnya diakui oleh masyarakat, c. Hendaknya dalam mengelola sekolah mengarah pada bentuk sekolah yang mandiri.
4. Sebagai pencipta iklim kerja, Sekolah dapat berjalan sesuai dengan fungsinya jika unsur-unsur yang ada didalamnya dapat digerakan dengan sebaik-baiknya, akan tetapi untuk dapat bergerak sesuai dengan yang kita harapkan tidaklah semudah yang kita banyangkan, maka seorang Kepala Sekolah harus dapat menciptakan iklim kerja yang sejuk dan kondusif, sehingga suasana kerja akan harmonis, disini seorang Kepala Sekolah harus mempunyai kewibawaan akan tetapi tidak ditakuti oleh bawahannya sehingga suasana kerja akan terjalin keakraban tatapi tetap disegani.
5. Sebagai pendidik, mampu memberikan keteladanan dan menjadi panutan dalam kesehariannya bagi semua unsur yang ada dalam Sekolah, mampu memberikan bimbingan dan pembinaan pada anak buahnya yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan tugas, berperan sebagai tempat untuk berkonsultasi mengenai berbagai permasalahan yang dihadapi akan buahnya dan membantu mencarikan jalan keluar dengan bijaksana, mempunyai kemampuan untuk menilai terhadap pelaksanaan tugas dan prestasi yang dicapai oleh anak buahnya guna sebagai dasar pengembangan prestasi, dalam rangka promosi dan mutasi bawahannya.
6. Sebagai supervisor, dari segi etimologi supervisor berasal dari bahasa latin yaitu super yang bearti mempunyai kelebihan dan visor yaitu mengawasi, jadi supervisor berarti sebagai kegiatan pengawasan dari seorang atasan kepada bawahan, seorang Kepala Sekolah harus mampu melaksanakan tugas sebagai supervisor yang baik untuk melakukan supervisi pada bawahannya.
V. KEGIATAN PROSES BELAJAR MENGAJAR.
Proses kegiatan belajar mengajar yaitu proses berintraksinya antara peserta didik dengan guru baik dalam ruang kelas, ruang praktek, bengkel, maupun lainya tempat berlangsungnya proses pentransferan ilmu pengetahunan dan tekonlologi dari guru kepada peserta didik.
Kegiatan belajar mengajar yaitu bertemunya antara guru dan peserta didik, pada sekolah menengah kejuruan kegiatan belajar mengajarnya lebih menekankan pada praktek agar penguasaan ketrampilan dapat terwujud, untuk itu ada beberapa faktor-faktor yang harus dipersiapakan antara lain yaitu :
a. Guru harus menyusun program dan menentukas strategi pembelajaran yaitu dengan mengidentifikasi ketrampilan/kompetensi yang akan dicapai, serta mempersiapakan bahan dan alat yang akan digunakan dalam pembelajaran tersebut
b. Guru yang betul-betul memahami tuntutan yang ada pada kurikulum baik materi pembelajaran maupun ketrampilannya, jika perlu guru harus magang pada dunia usaha/industri,
c. Peserta didik/Siswa dikondisikan dalam suasana menyenangkan sehingga secara spikologis siap untuk menerima materi pembelajaran.
d. Sarana dan prasarana penunjang proses pembelajaran harus betul-betul dipersiapkan agar peserta didik dapat praktek ketrampilan dengan peralatan atau mesin-mesin yang tesdia sesuai dengan kondisi yang ada pada dunia usaha/industri,
e. Proses Belajar Mengajar harus disusun dalam suasana yang kondusif dan menggairahkan baik bagi gurunya maupun peserta didiknya, sehingga proses pembelajaran 70 % praktek dan maksimal 30 % teori tercapai, dan pelaksanaanya disekolah dan didunia usaha/industri.
f. Setiap akhir penyelesaian dari kompetensi/sub kompetensi haru diukur dengan baik singga akan dapat terlihat tingkat ketuntasan peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran pada pendidikan latihan, ini sebagai dasar untuk menentukan apakah peserta didik dapat melajutkan ke kompetensi berijutnya atau harus mengulang pada kompetensi sebelumnya.
VI. SARANA DAN PRASARANA
Sarana dan prasarana pada sekolah kejuruan sangat menentukan sekali terhadap keberhasilan dalam memproses out put/tamatanya, karena peralatan praktek yang jumlahnya memadai dengan spesifikasi sesuai dengan pekembangan ada pada dunia industri, seperti untuk kelompon binis dan manajemen peralatan yang minimal ada yaitu satu ruang mesin ketik manual, satu ruang mensin tik elelctronic, satu ruang mesin-mesin bisnis seperti cash register, labeling, timbangan harga, calculator, card machine, aiphone, dan bilang memungkikan dilengkapi dengan labolatorium bahasa, ruang komputer dengan jaringan internet.
Sarannya yaitu tersedianya bahan-bahan praktek agar kegiatan praktek dapat berjalan sesuai dengan kompetensi yang harus diukasai.
VII. UNIT PRODUKSI
Pada sekolah menengah kejuruan, unit produksi salah satu bagian yang tidak boleh terabaikan karena unit produksi mempunyati tujuan sbb:
1. Memberikan kesempatan kepada siswa dan guru mengerjakan pekerjaan prakrtek yanb beorientasi pada pasar.
2. Mendorong Siswa dan guru dalam hal pengembangan wawasan ekonomi dan kewiraswataan.
3. Memperoleh tambahan dana bagi penyelenggaraan pendidikan.
4. Meningkatkan kreativitas Siswa dan guru.
Kegiatan unit produksi meliputi kegiatan sbb:
1. Mengorientasikan kegaitan belajar Siswa pada jeins pekerjaan yang dapat menghasilkan barang atau jasa yang layak untuk dijual.
2. Mengorientasikan kegaitan penginakatan kemampuan guru di SMK pada jenis pekerjaan yang dapat menghasilkan barang atau jasa yang layak dijual.
3. Mengusahakan kegiatan praktek Siswa di dunia kerja.
4. Mengusahakan kegitan magang bagi guru di dunia kerja
5. Melaksanakan kegiatan perawatan dan perbaikan saran dan prasarana pendidikan di SDMK dengan prinsip swakelola.
6. Menyelenggarakan kegiatan pelatihan yang dapat memeberikan imbalan jasa bagi SMK.
7. Melaksanakan kegaitan kerjasama produksi, pemasaran dan promosi.
8. Melaksanakan kegaitan pelayanan kepada masyarakat umum dengan mendayagunakan sumberdaya di sekolah yang sekaligus dapat memeberikan pemasukann dana bagi sekolah.
Aplikasi kegiatan unit produksi dapat berupa kegaitan.
1. Praktek door to door, yaitu praktek pemasaran suatu produk pada masyarakat, ini kerja sama dengan dunia industri seperti Avon, Happy Mie, kemudian apabila siswa dapat mencapai omzet tertentu akan mendapatkan sertifikat ketrampialan pemasaran.
2. Praktek kewirausahaan dengan membuatan proposal untuk memproduksi suatu barang mulai dari perencanaan, membuatan, pembungkusan samapi pemarasan barang, dan analisa hasil penjualan, yang sudah dipraktekkan yaitu membuat fried chiken, Bakso, Dawet dll.
3. Secara berkelompok siswa praktek membuat barang yang nantinya pemasarannya diditipkan koperasi sekolah.
VII. PRAKTEK KERJA INDUSTRI
Dasar dalam penyelenggaraan praktek kerja industri diatur dengan Keputusan Mendikbud No. 323/U/1997, tetang Penyelengaraan Pendidikan Sistem Ganda (PSG) pada Sekolah Menengah Kejuruan.
Pengertian PSG yaitu penyelengaraan pendidikan yang dilaksanakan disekolah dan di DU/DI.
Bahwa dalam penyelengaraan pendidikan pada SMK, lain dengan SMU karena SMK nantinya tamatannya diharapkan dapat memasuki ke dunia kerja, oleh karena itu kita perlu mempersiapkan tamatannya sesuai dengan tuntutan pada DU/DI, Dunia Industri sebagai Institusi Pasangan sangat penting peranannya, bahwa dunia industri diberi kesempatan dengan sekolah untuk menyusun kurikulum proses pembelajaran bersama-sama agar nantinya komptentensi yang dikuasai oleh peserta didik dapat sesuai dengan harapan pada DU/DI (link and Match).
Program PSG ini meliputi keseluruhan program Sekolah mulai dari tingkat satu sampai terakhir dengan tujuan sbb:
1. Menghasilkan tanaga kerja yang memiliki keahlian profesional.
2. Memperoleh keterkaitan dan kesepadanan (Linkk and Match) antara sekolah dan dunia kerja
3. Meningkatkan efisiensi proses pendidikan dan penelitian tenaga kerja yang berkualitas profesional.
4. Memberikan pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja sebagai bagian dari proses pendidikan.
Berpijak dari tujuan diatas maka kita perlu menentukan langkah-langkah terprogram untuk mempersiapkan kegiatan PSG agar dengan hasil yang optimal, langkah-langkah yang perlu mendapat perhatian antara lain yaitu:
1. Harus memiliki Kepala sekolah yang berkemampuan menejerial yang handal dengan indikator sbb:
a. Mampu membina hubungan baik dengan dunia usaha/dunia industri.
b. Mampu menggerakan sumber daya manusia yang ada disekolah
c. Mampu memasyarakatkan konsepsi dan misi Sistem Ganda pada SMG baik disekolah, dunia usaha/dunia industri,maupun
2. Menyusun program kerjayang,jelas tentang rencana pelaksanaan PSG sebagai bahan kajian serta pertimbangan pihak Dunia Usaha/Industri yang akan diajak bekerjasama.
3. Memantapkan ikatan kerjasama antar SMK yang bersangkutan dengan Dunia Usaha/ Industri pasangannya, sehingga dapat menjamin kelangsungan penyelengggaraan PSG.
4. Menyusun program pengajaran bersama Dunia Usaha/Industri pasangannya berdasarkan kurikulum yang berlaku, dengan hasil berupa kesepakatan tentang kesepadanan, yang antara lain berupa.
a. Jenis dan tingkat keahlian yang akan dilatihkan sesuai dengan standar profesi.
b. Adanya standar Pendidikan dan pelatihan yang antara lain yaitu :
1) Lamanya waktu yang di perlukan pendidikan dan latihan.
2) Pembagian tempat pelaksanaan pelatihan pada Dunia Usaha / Industri.
3) Model penyelenggaraan yang akan diterapkan.
4) Sistem pembibingan yang akan di lakukan.
5) Sistem pengujian ketrampilan / Uji kompetensi.
6) Sertifikasi.
7) Jumlah peserta/daya tampung.
8) Layanan / fasilitas yang di peroleh peserta.
9) dll.
c. Menyiapkan tenaga yang akan terlibatdalam pelaksanaan kepada masyarakat umum dan instansi terkait.
d. Memiliki program kerja yang jelas tentang pelaksanaa n PSG.
e. Telah melakukan rintisan kerja sama dengan dunia usaha/industri untuk menyepakati pelaksanaan PSG.
5. Memiliki Majelis Sekolah yang dapat di jadikan wadah untuk menggalang kerja sama dalam pelaksanaan PSG.
6. Memiliki pokja PSG.
7. Memiliki data kesiapan guru yang dapat mendukung pelaksanaan PSG.
8. Memiliki data yang akurat tentang potensi Dunia Usaha / Industri yang dapat di optimalkan untuk mendukung pelaksanaan PSG, yang meliputi ha-hal sbb:
a. Bidang usaha / industri.
b. Daya tampung untuk menerima peserta.
c. Sumber daya yang dapat di manfaatkan.
d. Bentuk kerja sama yang dilakukan.
9. Fasilitas praktek Dasar Kejuruan untuk mempersiapkan ketrampilan bagi peserta PSG.
10. Memiliki unit produksi yang dapat mendukung praktek keahlian kejuruan.
Selanjutnya jika indicator dia tas dapat di wujudkan maka kita tinggal menentukan langkah – langkah pelaksanaannya, yaitu yang harus di tempuh sbb:
a. Melaksanakan PSG sesuai dengan program yang telah di tentukan
b. Monitor jalanan kegiatan peserta PSG dan evaluasi pelaksanaannya.
c. Setelah selesai melaporkan kegiatan PSG tersebut .
Adapun hal-hal yang perlu di laksanakan dalam menyelenggarakan PSG , yaitu:
1. Kegiatan persiapan administrasi yang meliputi kegiatan sbb:
a. Pengirima surat permintaan /permohonan tempat PSG pada dunia usaha / Industri.
b. Setelah kita mendapatkan institusi tempat untuk PSG selanjutnya yaitu mempersiapkan perangkat berkah PSG yang antara lain yaitu:
1) Surat Tugas
2) Tata Tertib PSG
3) Agenda Kegiatan PSG
4) Daftar Hadir Peserta PSG
5) Daftar Nilai PSG
c. Setelah kegiatan PSG selesai , maka segerta membuat surat ucapan terima kasih.
2. Menyelenggarakan kegiatan pembelkalan bagi peserta PSG , yang
antara lain berisi materi sbb:
a. Tata tertib PSG
b. Motivasi ethos kerja
c. Etika perkantoran
d. Maksud dan tujuan PSG
3. Pemberangkatan PSG pada dunia usaha / I ndustri.
4. Selama peserta sedang melaksanaka PSG pada Dunia Usaha / Industri maka pihak sekolah menunjuk guru yang mempunyai kemampuan terutama guru kejuruan untuk melakukan monitoring, pada para peserta PSG pada Dunia Usaha/Industri.
5. Setelah selesai maka pihak sekolah bersama dengan Dunia Usaha/Industrimelalui majelis sekolah menyusun soal untuk mengadakan ujui kompetensi, untuk di ujikan pada peserta PSG .
6. Dari hasi uji kompetensi maka bagi yang berhasil akan mendapatkan sertifikat kompetenmsi yang berisi keahlian yang telah di capai ole peserta PSG, sertifikat ini di buat oleh majelis sekolah.
Bahwa uji kompetensi melibatkan berbagai pihak salah satunya yaitu majelis sekolah, karena majelis sekolah merupakan kebutuhan mutlak bagi SMK yang menyelenggarakan PSG , majelis sekolah adalah organisasi yang mewakili dunia usaha dan industri menjadi pasangan SMK dalam melaksanakan PSG.Pimpinan sekolah yaitu meliputi kepala sekolah, wakasek, ketua jurusan/rumpun, pokja PSG, harus berani melihat dari sisi positif, bahwa kehadiran dan peranan majelis sekolah adalah untuk membantu peningkatan mutu pedidikan pada sekolah SMK, jangan dilihat dari sisi negatifnya bahwa majelis sekolah merepotkan kegiatan sekolah, akan tetapi sekolah harus dapat memberdayakan majelis sekolah dengan sebaik baiknya.
Majelis sekolah pada dasarnya berperan sebagai organisasi yang ikut melakukan kebijaksanaan dan keberhasilan PSG,mempunyai tugas sbb:
1. Menjadi mitra sekolah menengah kejuruan dalam meendekati dan mengajak ndunia usaha/industri agar bersedia menjadi pandangan sekolah menengah kejuruan dalam pelaksanaan PSG.
2. Menjadi mitra sekolah kejuruan dan penandatanganan naskah kerjasama pelaksanaan PSG .
3. Memonitor pelaksanaan PSG baik sekolah kejuruan maupun didunia usaha/industri.
4. Memotifasi sekolah menengah kejuruan di dunia usaha/industri dalam pelaksanaan PSG.
5. Membentuk tim uji kopentensi/profesi.
6. Memasyarakatkan PSG.
Dengan terbentuknya majelisn sekolah, maka sekolah tinggal memanfaatkan dan mengaktifkan kegiatan sehingga pendidikan nantinya tidak ketinggalan lagi dengan perkembangan yang sangat pesat di dunia usaha/industri, sehingga nantinya hasil/tamatan tidak lagi kesulitan dalam memasuki dunia kerja, apabila sekarang sekolah sudah mempunyai lembaga penyaluran tenaga kerja aitu bursa kerja khusus.
Majelis sekolah merupakan sarana untuk memajukan sekolah dengan adanya satu langkah dan saling mengisi antar sekolah dengan majelis sekolah, dengan melalui kegiatan PSG yang terprogram secara matang, dan searah serta kesinambungan, maka akan menghasilkan tamatan berkualitas dan profesional.
VIII. KESISWAAN
Kegiatan kesiswaan melitputi kegiatan sbb:
1. Penerimaan siswa baru.
Sebagai langkah awal dari semua kegiatan yaitu prose penerimaan siswa baru, pada sekolah kejuruan ini sangat penting karena kita harus mempersiapkan siswa dengan menyeleksi calon siswa yang mempunyai bakat dan minat untuk mengikuti pendidikan di sekolah menengah kejuruan.
2. Kegiatan kesiswaan.
a. Menyusun program pembinaan kesiswaan yang jelas dengan target yang resional.
b. Menginventarisir kegiatan kesiswaan antara lain kegaitan kepramukaan, musik, seni tari, theater, palang merah remaja, volley ball, basket, sepak bola, LKIR, majalah dinding, kerokhanian, dll.
X. ADMINISTRASI SEKOLAH
Adminstrasi sekolah ditata sebaik mungkin karena karena kegaitan adminstrai sebagai kegiatan proses pendokumentasian dari segala kegaitan sekolah, oleh karena itu saran prasarana pendukung kegaitan adminstrasi harus memadai, seperti adanya almari arsip yang dokumennya tertata rapih sehingga memudahkan dapam pencarian dokumen, fasilitas komputer untuk menyimpan dokumen-dokumen dalam bentuk file sehingga sewaktu-waktu dapat diedit dengan data yang up to date, dalam kegiatan adminstrai harus didukung dengan sumber daya manusia yang berkualitas artiya mempunyai tenaga administrasi yang mempuni. Adapu kegaitan adminstrai sekolah meliputi :
1. Adminstrasi persuratan
2. Adminstrasi kesiswaan
3. Adminstrasi keuangan
4. Adminstrasi perlengkapan
5. Adminstrasi penggajian
6. Adminstrasi pengajaran
XI. BURSA KERJA KHUSUS
Bagian yang tidak kalah pentingnya yaitu pemasaran tamatan/lulusan pada dunia industri, langkah yang dilakukan yaitu memberdayakan bursa kerja khusus (BKK) yang berfungsi sebagai wadah untuk memasarakan lulusan. Adapun kegiata BKK antara lain yaitu :
1. Menginvetarisir tamatanya yang berminat untuk memasuki dunia kerja.
2. Memberikan bekal pada tamatannya yang akan memasuki dunia kerja bekerjasama dengan Kasi Ketenagakerjaan dari Dispenduk bersama dengan PJTKI.
3. Menawarkan tamantanya pada dunia industri pada perusahaan-perusahaan besar, seperti PT Homron, PT MST, PT Sanyo, PT Garmen Sari Ungaran, PT P&J, PT Sambung, dll.
4. Menyelenggarakan seleksi pada tamatanya untuk memasuki dunia kerja atau masuk kerpusahaan.
5. Memonitor pada tamtannya yang sudah bekerja pada dunia industri.
BAB IV
PENUTUP
Bahwa mengelola sebuah sekolah menengah kejuruan adalah sebuah seni, karena banyak hal yang harus dilakukan untuk membuat terbosan-terbosan agar sekolah menengah kejuruan akan mendapatkan kesan yang positip di hati masyarakat sehingga tidak akan ada pandangan lagi bahwa sekolah menengah kejuruan sbagai sekolah kelas dua.
Demikian malah ini menguraikan sekelumit bagaimana sebuah sekolah menengah kejuruan harus berdiiri tegak dengan eksistensi yang meyakinkan masyarakat, ditengah maraknya sekolah menengah umum.
Pada makalah ini kami simpulkan sbb:
Dalam pengelolaan sekolah menengah kejuruan ada faktor-faktor yang harus ditangani secara serius dan penuh kesungguhan, yaitu antara lain :
1. Visi dan Misinya
2. Kurikulumnya
3. Manajmen kepala sekolahnya
4. Penyelengaraan kegiatan belajar mengajarnya
5. Fasilitas pendukung yaitu saran dan prasarannya
6. Pelaksanaan praktek kerja industrinya (on job training)
7. Pemberdayaan unit produksinya
8. Pemasaran lulusanya agar terserap pada dunia kerja, memalui bursa kerja Khususnya.
Jika hal tersebut diatas dapat terlaksana dengan baik maka sekolah menengah kerjuruan tidak lagi menjadi sekolah kelas dua, tapi justru sekolah yang akan banyak dicarai masyarakat, karena pada era pasar bebas ini jelas tenaga kerja yang trampil yang akan memasuki dunia industri.
Diposting oleh Azis di 06.54 0 komentar
BUDI PEKERTI, PENGANGEN-ANGEN LAN KASUNYATAN
Budi Pekerti saiki mulai dadi wacana ing masyarakat, akeh kang podo beda pangerten anggone nanggepi masalah budi pekerti, tapi iku mau dadi becike amarga saiki perkoro budi pekerti wis mulai dadi kebutuhan urip masyarakat kudu diajarake marang putra-putrine supoyo besuke gedene dadi uwong kang biso ngajeni marangwong tuwane lan masyarakat sekitare.
Saiki angger ana bocah nakal, bocah sekolah pada gelut, tumindak kriminal, lan sapanungalane, menowo ana kedadeyan sing koyo iki trus sing dituding jare sekolah sing anggone nggule wentah ora becus dadine bocah iku pada nakal, padahal tanggung-jawab babagan pendidikan iku tanggung jawabe wong tuwa, sekolah, lan masyarakat.
Budi Pekerti iki babagan kang kudu dicerna nganti permati amarga kapan maneh, menowo ora saiki mulai dipikirake babagan kasebut, budi pekerti iku hubungan langsung karo babagan tumindak, solah bawah, pangucapan. Pendidikan budi pekerti mbutuhake keteladanan kanti tumindak kang becik, tumprap sopo bae kang arep menehi Pendidikan budi pekerti.
Budi Pekerti seliyane kanthi cara menehi keteladanan uga kebiasaane urip sedina-dinane kanthi urip nganggo perilaku sing apik kanti cara latihan sing makaping-kaping.\
Miturut buku Pedoman Penanaman Budi Pekerti Luhur (Balai Pustaka, 1997), Ana 56 sikap budi pekerti luhur, yaiku antarane kerja keras, wani mikul resiko, disiplin, kemimanan, atine lembut, akeh inisiatif, pikirane jembar lan maju, sederhana, semangat, duweni sikap konstruktif, duweni rasa syukur, tanggung-jawab, tenggangg rasa, bijakana, cerdik, cermat, dinamis, efisien, gigih, hemat, jujur, duweni kemauman keras, kreatif, kukuh hati, lan sapanunggalane,iki kabeh sing dadi intine pendidikan budi pekerti. Budi pekerti ora bisa langsung tertanam ana ati trus dileksanakaken tumprap panguripan sedina-sedinane, tapi bertahap dilakoni kanti latihan, dibiasakake kanti solah bawah, tutur pangucapan,lan polatan kang gandung nilai-nilai budi pekerti.
Salah sijine cara kanggo nanam budi pekerti yaiku melalui pendidikan neng sekolah, pendidikan budi pekerti iki bisa didadeke mata pelajaran dewe utawa diintegrasikan mlebu menyang materi pelajaran, kari kepiye pelaksanaane, yen diintegraikan gurune bisa gabungake nilai-nilai budi pekerti disisipaken ana materi pelajaran, yen dadi pelajaran dewe kudu ana gurune dewe sing mulang masalah budi pekerti, loro-lorone pada apike. Sing penting, kanthi niyat sing becik kanggo nyiapake generasi sing arep teka sing meliki budi pekerti kang luhur.
Saiki penanaman budi pekerti ing sekolah bisa nganti cara kegiatan permainan /dolanan, tembang, tari, dikusi sing isine penjabarane babagan budi pekerti trus saben dinane sekolah kudu gatekake marang perkembangan pelaksanaane pendidikan iku marang siswa-siswine dadine saben perubahan tingkah polahe bisa ditlusur nganti premati supayane kasil, perubahan iki ora bisa diukur nganti nilai sing awujud angka-angka, tapi nitik beratake marang conto-conto jelas lan becik. Guru sing dadi sentral kudu bisa dadi tauladan kanggo siswa-siswine, pancen ya bisa digalih yen guru iku sosok sing kudu di-gugu dan di-tiru, nganti paribasan iku sakjane berat banget bebane guru. Sentral guru kudu bisa digugu lan ditiru, awit eneng sekolah lan luar sekolah supayane bisa dadi contoh, kanti adedasar keyakinan, tumindak sing bener lan pener anggone mbimbing siswane, sebagai pendidik sing dadi personifikasi nilai-nilai kebecikan sing arep ditanamke, kanti nyuplik ajarane Ki. Hajar Dewantara yaitu Ing ngarso sung tulodo, Ing
mandyo mangun karso, Tut wuri handayani, sing didadekaken dasar anggone menamkan budi pekerti marang siswa/siswine. Yaiku yen ning ngarep kudu dadi tulodo kanti tindak-tanduk kang luhur, sopan-santun tepo seliro, lan menghargai wong liyan, tumbundak iku sing didadeke conto, yen ing tengah kudu maringi pitutur/petunjuk, supayane siswa/siswine bisa nindakake apa kang dadi piwulang babagan budi pekerti luhur ku, yen ing buri kudu dorong/motivasi supayane pada gumbrigah anandake tindak tanduk berbudi luhur sesuai karo ajarane piwulang babagan budi pekerti mau. Ananging aja disalahaken angger nganti ana bocah/siswa/siswi sing jur nakal, sebab kenakalan utawa setitike budi pekerti sing tertanam iku disebabake maring perkara sing werna-werna. Kadang akeh kekeliruan sing muncul ing masyarakat yaiku kelemahan sing saklawase iki dirasakake akeh wong sing mung ngandalake informasi/penjelasan thok babagan budi pekerti dadi sifate mung verbalisme tanpa diikuti karo tindakan sing nyata apa sing diiformasiaken iku, dadi angger wong jawa jare "bisane mung jarkoni" artine bisa ngajar ora bisa nglakoni.
Nang babagan pendidikan budi pekerti perlu diterangake apa sing kudu dilakoni/ ditindakake babagan kebecikan, kedisiplinan, kemasyarakatan, lan panunggalane trus apa manfaate kanggo awake dewe lan masyarakat. Kabeh iki ora bisa langsung bisa dideleng hasile tapi kudu dilatih/leksanakake secara bertahap, terus menerus, kanti adi kebiasaansedina-dinane sing bisa dirasakake manfaate.
Sing lewih penting siswa/siswi wektune aben dinane sing akeh dientekake eneng ngomah, mula penanaman budi pekerti aja mung ditumplek blek dadi tanggung-jawabe sekolah thok tapi keluarga kudu melu, justru neng omah iki bocah awale mengenal pendidikan soko wong tuwane, awit cilik bocah kudu mulai diajari/ditanamke nilai-nilai budi pekerti sing apik, trus wong tuwane kudu dadi tuladane tumprap putra/putrine neng omah kanthi diajari unggah-ungguh, sopan santun, tepo seliro, lan ngormati liyan kanthi cara sing sabar lan premati banget marang aben ana perubahan tingkah polah, tindak tanduk putra/putrine supayane dadi wong sing pinunjul sarto berbudi pekerti luhur.
Ing lingkungan masyarakat iki uga bisa bentuk pribadine bocah, mula masyarakat ugo duweni kewajiban melu nanamke nilai budi pekerti tumprap pergaulan ing masyarakat kanti conto-conto tumindake kang becik para tokoh masyarakat sing pada dadi paugeran masyarakat.
Kanyatane pendidikan budi pekerti supaya bisa tertanam neng anak didik kita, iki dudu barang sing gampang tapi perlu disikapi lan perlu dipremati kanti serius, mulai soko ngomah yaiku pendidikan soko wong tuwane, ning sekolah soko guru-gurune, lan ing masyarakat yaiku para tokoh masyarakat, saenggo sing dadi pengangen-angen yaiku masyarakat kang berbudi luhur bisa dadi kasunyatan ing masyarakat.
Diposting oleh Azis di 06.44 0 komentar
MENGANGKAT PAMOR SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
Pendahuluan.
Jika kita melihat perkembangan pendidikan di Indonesia, maka salah satu yang perlu kita cermati yaitu pendidikan sekolah menengah kejuruan, sebagai salah satu tingkat sekolah yang mempersiapkan lulusannya mempunyai ketrampilan sesuai dengan kejuruan yang dipelajarinya,
Kita tahu bahwa perkembangan pendidikan selalu tidak lepas dari perubahan yang terjadi dimasyarakat, sehingga pendidikan harus mengikuti apa yang sedang bekembang dan terjadi.
Perkembangan pada masyarakat industri terjadi sangat cepat, karena dengan majunya dibidang teknologi industri, maka tak heran bila pasar kerja yang dibutuhkan adalah tenaga-tenaga yang mampu mengoprasikan teknologi industri tersebut, jangan heran bila out put pendidikan tidak dapat terserap oleh dunia usaha/.industri, bila pendidikan tidak mengikuti perubahan yang terjadi pada dunia usaha/industri.
Pada masa sekarang pasar kerja dibutuhkan tenaga yang trampil, mempunyai ethos kerja, dan profesional, karena dunia usaha/industri secara ekonomi tidak mau menanggung beban biaya yang tinggi dalam menyiapkan tenaga kerja , sebab akibatnya nantiya dunia usaha tidak berjalan secara efisien yang berakibat merugikan.
Dengan melihat tuntutan dari dunia kerja, maka sekolah menengah kejuruan sebagai salah satu mesin untuk memproduksi lulusan yang memenuhi standar ketrampilan yang dibutuhkan oleh dunia kerja harus mau mengadakan perubahan yang mengarah pada kebutuhan dunia industri.
Sebenarnya pada pasar kerja disana banyak dibutuhkan tenaga kerja untuk memasuki dunia industri akan tetapi out put pendidikan ternyata ketrampilannya tidak sesuai dengan kebutuhan tersebut maka akhirnya hasil pendidikan tidak terserap pada pasar kerja. Untuk itu dunia pendidikan harus mau melihat apa yang dibutuhkan oleh pasar kerja sehingga link and match.akan terwujud.
Perlu adanya terobosan.
Agar dunia pendidikan khususnya pada Sekolah Menengah Kejuruan dapat mengikuti tuntutan pasar kerja yang tentunya tamatannya akan dikonsumsi oleh dunia usaha/industri harus segera mengambil langkah kongkrit yaitu :
1. Merevisi kurikulumnya.
Dengan menyusun kurikulum SMK yang mengimbangi perkembangan pada pasar kerja, Mengapa Kurikulum Perlu Direvisi ?.
Berkenaan dengan hal tesebut pada SMK perlu merevisi kurikulumnya, yaitu dari Kurikulum 1994 direvisi menjadi Kurikulum Edisi 99 dengan menyerap aspirasi dan masukan dari dunia usaha/industri sehingga nantinya out put dari SMK dapat diterima oleh pasar kerja.
Dalam UU RI NO. 2 Tahun 1989, pasal 10, ayat 3, bahwa Pendidikan Kejuruan merupakan pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu.
Sedang tujuan peididikan di SMK, berdasar Peraturan Pemerintah No. 1489/U/1992, pada pasal 2, ayat (1) yaitu : 1. Mempersiapkan siswa untuk melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi dan/atau meluakan pendidikan dasar ; 2. Meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya, dan alam sekitarnya ; 3. Meningkatkan kemampuan siswa untuk dapat mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan, teknologi, dan Kesenian ; 4. Menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja dan mengembangkan sikap profesional.
Dengan melihat tujuan diatas tentunya dalam merevisi kurikulum harus disusun sedemikian rupa agar disana tergambar ketrampilan-ketrampilan yang sesuai dengan perkembangan yang terjadi pada dunia usaha/industri.
Kurikulum SMK Edisi 99. yaitu kurikulum SMK yang telah diadakan penyesuaian dirancang untuk menjawab semua tantangan yang terjadi pada pasar kerja, disini menggunakan pendekatan Competencies Based Curriculum (CBC) dan Broad Based Curriculum (BBC) yang memiliki daya suai tinggi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kurikulum ini telah melalui proses validasi dengan pihak dunia usaha/industri sebagi pengguna (User), yaitu melalui kelompok bidang keahlian (KBK) ditingkat MPKN.
Secara umum dikelompokkan dalam 7 kelompok yaitu ; Binis dan Manjemen, Teknologi dan Industri, Pertanian dan Kehutanan, Kesejahteraan Masyarakat, Pariwisata, Seni dan Kerajinan, dan kurikulum SMK itu sendiri dapat dibagi dalam tiga kelompok yaitu : Normatif, Adaptif, Produktif dengan sistem pembelajaran menggunakan sistem semester sehingga memungkinkan waktu belajar lebih lama dan beban pembelajaran dalam setahun untuk tingkat I sebayak 2000 jam, tingkat II sebanyak 2000 jam, dan tingkat III sebanyak 1800 jam, sehingga apabila satu tahun ada 40 minggu maka setiap minggu beban belajarnya kurang lebih 50 jam.
Ciri yang menonjol disini yaitu untuk semua bidang keahlian ada program diklat komputer dan kewirausahaan, dimana pada diklat kewirausahaan dirancang terstruktur tetapi lebih menonjolkan pada pengalaman empiris peserta didik (learnign by experience dan learning by doing).
Pada kurikulum ini peran dunia usaha/industri besar sekali karena pembelajran menggunakan sistem Dual Based Program yaitu pembelajaran sdiselenggarakan disekolah dan didunia usaha/industri, oleh karena itu sekolah diharuskan melakukan analisis profil/sub profil dan analisis jenis-jenis pekerjaan yang ada pada dunia kerja, dengan demikian kesenjangan antara SMK dengan dunia usaha/industri dapat ditekan serendah mungkin, sekolah diharapkan betul-betul dapat melaksanakan program kurikulum secara taat azas agar dapat menjawab tantangan zaman secara cepat.
Kurikulum Edisi 99 sebenarnya mempunyai keunggulan yaitu : 1. Broad Base Curriculum, yaitu : a. Cakupan bidang keahlian yang memungkinkan fleksibilitas menghadapi masa depan yang penuh dengan kemungkinan perubahan. b. Memberikan dasar ilmu pengetahuan dan teknologi yang betul-betul dasar bagi pengembangan selanjutnya. c. Memberikan ketrampilan dasar secara mendasar, dengan teknik kerja yang hemat, sebagai dasar pengembangan profesi. 2. Competensi Based Curriculum, yaitu : a. Berdasar paket-paket program. b. Setiap paket program mengacu pada pencapaian kompetensi tertentu. c. Setiap kompetensi memakai acuan kriteria terstruktur. 3. Mastery Learning (Belajar Tuntas), yaitu : a. Setiap siswa harus menguasai kompetensi setiap satuan pengajaran sampai tuntas. b. Siswa tidak diperkenankan beranjak kesatuan pekerjaan/pelajaran berikut, sebelum tugas yang sedang dikerjakan selesai secara tuntas. c. Pengajaran siswa dilayani secara individual. d. Siswa yang belum menyelesaikan pekerjaan/pelajaran dalam waktu yang ditentukan, diberi pelajaran pengulangan (remidial). 4. Budaya Kerja.Yaitu suatu pendekatan untuk membiasakan kegaitan siswa di sekolah menyerupai kebiasaan orang bekerja di dunia usaha/industri. Proses pembiasaan ini, merupakan bagain program pendidikan, mempersipakan siswa memasuki dunia kerja. 5. Key Competencies (Kompetensi Kunci). berfungis untuk meningkatkan keunggulan melalui : a. Kemampuan berpikir logis melalui penguasaan matematika dan ilmu pengetahuan. b. Kemampuan berkomunikasi melalui penguasaan bahasa. c. Kemampuan bekerja sama dengan orang lain (team building/team work). d. Kemampuan penguasaan teknologi, termasuk penguasaan komputer. e. Kemampuan mengorganisasikan perkejaan. 6. Unit Produksi, berfungis dan berperan : a. Menjadi “Means”(alat) untuk menuntun sekolah berwawasan bisnis. b. Menuntun sekolah berorientasi pasar, peduli pada pesaing mutu, selera dan waktu pemasok. c. Melengkapi dan menjadi tempat praktek kerja industri sebagai bagian dari program PSG. d. Memberikan penghasilan, menambah kesejahteraan pihak-pihak terkait. 7. Filosofi substansinya ada bebarapa perubahan istilah yaitu : a. Mata pelajaran menjadi Progam Pendidikan Latihan (diklat). b. Pengorganisasian Kegiatan Belajar mengajar dari sistem Cawu menjadi Semester. c. Kegiatan belajar berdasar jumlah jam perminggu diganti menjadi jumlah jam pembelajaran dalam satu tahun.
Implementasi Kurikulum Edisi 99. Kurikulum Edisi 99 disusun sangat flexsibel sehingga membuka peluang untuk menyusun program pembelajaran antara sekolah bersama dengan dunia usaha/industri sehingga akan menjadikan program pembelajaran yang sangat efektif dan berdaya guna, selain itu keberhasilan dalam penerapannya Kurikulum Edisi 99 juga tidak lepas dari faktor-faktor yang antara lain yaitu Pertama Guru yang betul-betul memahami tuntutan yang ada pada kurikulum baik materi pembelajaran maupun ketrampilannya, jika perlu guru harus magang pada dunia usaha/industri, Kedua sarana dan prasarana penunjang proses pembelajaran harus betul-betul dipersiapkan agar peserta didik dapat praktek ketrampilan denga peralatan atau mesin-mesin yang tesdia sesuai dengan kondisi yang ada pada dunia usaha/industri, Ketiga Proses Belajar Mengajar harus disusun dalam suasana yang kondusif dan menggairahkan baik bagi gurunya maupun peserta didiknya, sehingga proses pembelajaran 70 % pratek dan maksimal 30 % teori tercapai, dan pelaksanaanya disekolah dan didunia usaha/industri.
2. Pendidikan Sistem Ganda.
Sejak dicanangkanya konsep Pendidikan Sistem Ganda, yaitu suatu model penyelengaraan pendidikan yang mengarah pada pembekalan siswa dengan berbagai ketrampilan keahlian sesuai dengan bidang yang ditekuni, maka terjadi banyak perubahan yang semula dari kultur SMK konvensional dimana “Sekolah untuk sekolah” menjadi SMK Kompetitif yang menitik beratkan pada “Sekolah untuk masyarakat”, perubahan tersebut bermula dari konsep Link and Match (keterkaitan dan kesepadanan) proses belajar mengajar tidak lagi hanya disekolah tetapi melibatkan dunia kerja atau dunia usaha/dunia industri.
Untuk menghasilkan tamatan yang mempunyai kualitas profesional, trampil dan kompetitif dalam industri, maka Dirjen Dikmenjur menggariskan bahwa kebijaksanaan Pendidikan Sistem Ganda (PSG) bagi SMK di Indonesia sudah amat mendesak untuk segera dilaksanakan sendiri oleh sekolah melainkan melibatkan Dunia Kerja/Industri.
Program PSG ini meliputi keseluruhan program Sekolah mulai dari kelas I sampai terakhir dengan tujuan sbb: 1. Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahliahn profesional. 2. Memperkokoh keterkaitan dan kesepadanan (Link and Match) antara sekolah dengan dunia kerja. 3. Meningkatkan efisiensiproses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja yang berkualitas profesional. 4. memberikan pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja sebagai bagian proses pendidikan.
3. Pemantapan PSG dengan memberdayakan Majelis Sekolah.
Sebagai tindak lanjut dari kegiatan PSG yaitu penyelenggaraan Uji Kompetensi, untuk mengukur tingkat penguasaan ketrampilan yang diperoleh pada Dunia Usaha/Industri. Bahwa uji kompetensi melibatkan berbagai pihak salah satunya yaitu Majelis Sekolah, kerena Majelis Sekolah merupakan kebutuhan mutlak bagi SMK yang menyelenggarakan PSG, Majelis Sekolah adalah organisasi yang mewakili Dunia Usaha dan Industri menjadi pasangan SMK dalam melaksanakan PSG.
Dalam penyelengaraan Uji Kompetensi tentunya harus betul-betul dipersiapkan dengan sebaik-baiknya agar hasil yang didapat nanti betul-betul dapat mengukur ketrampilan yang menjadi kompetensi bagi para siswa peserta PSG., tentunya peran aktif dari Majelis Sekolah diharapkan sekali, karena Majelis Sekolah akan menjembatani dalam penyelenggaraan PSG dan diakhiri dengan Uji Kompetensi nantinya. Sekolah dalam penyelengaraan Uji Kompetensi ini harus melibatkan secara aktif Pimpinan Sekolah yaitu meliputi Kepala Sekolah, Wakasek, Ketua Jurusan/Program Studi/Rumpun, Pokja PSG, harus berani melihat dari sisi positif, bahwa kehadiran dan peranan Majelis Sekolah adalah untuk membantu peningkatan mutu pendidikan pada SMK, jangan dilihat dari sisi negatifnya bahwa Mejelis sekolah merepotkan kegaitan sekolah, akan tetapi sekolah harus dapat memberdayakan Majelis Sekolah dengan sebaik-baiknya.
Majelis Sekolah pada dasarnya berperan sebagai organisasi yang ikut menentukan kebijaksanaan dan keberhasilan PSG, mempunyai tugas sbb: 1. Menjadi mitra sekolah menengah kejuruan dalam mendekati dan mengajak Dunia Usaha/Industri agar bersedia menjadi pasangan SMK dalam pelaksanaan PSG. 2.Menjadi mitra SMK dalam merumuskan dan penandatangana naskah kerja sama pelaksanaan PSG. 3. Memonitor pelaksanaan PSG baik di Sekolah mapupun di Dunia Usaha/Industri. 4. Memotivasi SMK dalam pelaksanaan PSG di dunia Usaha/Industri. 5. Membentuk tim uji komptensi/profesi. 6. Memasyarakatkan PSG.
Dengan terbentuknya Majelis Sekolah, maka sekolah tinggal memanfaatkan dan mengaktifkan kegiatannya sehingga pendidikan nantinya tidak ketinggalan lagi dengan perkembangan yang sangat pesat di Dunia Usaha/Industri. Manjelis sekolah merupakan sarana untuk memajukan sekolah, dengan adanya satu langkah dan saling mengisi antara Sekolah dengan Majelis Sekolah, dengan memalui kegiatan PSG yang terprogram secara matangn, dan terarah serta berkesinambungan, maka akan menghasilkan tamatan berkualitas dan profesional.
4. Pemasaran Lulusan.
Keberhasilan dari sekolah menengah kejuruan dapat diukur dari berapa banyak lulusanya yang terserap oleh dunia kerja. Oleh karena itu sekolah menengah kejuruan membentuk wadah untuk memasarkan lulusanya yaitu Bursa kerja Khusus, merupakan lembaga dalam sekolah yang mempunyai fungsi untuk memasarkan lulusan dengan menawarkan kepada dunia industri, dalam hal ini harus bekerja sama dengan pihak Depnaker, Perusahaan Pengerah Calon Tenaga Kerja Indonseia (PPCTKI), dan lembaga-lembaga yang menyediakan kesempatan kerja.
5. Penyediaan Sarana Praktek.
Yang lebih penting yaitu tersedianya sarana praktek yang memadai, agar siswa dapat praktek sesuai dengan ketrampilan yang dituntut oleh dunia industri.
Penutup.
Demikian beberapa hal yang perlu kita implementasikan pada sekolah menengah kejuruan agar pamornya dimasyarakat akan terangkat keberadaanya, terlebih sekarang dunia industri membutuhkan tenaga-tenaga yang siap memasuki dunia kerja, tentunya tanaga kerja yang trampil, mempunyai ethos kerja.
Diposting oleh Azis di 06.42 0 komentar
BUNGA EDELWYS YANG TERAKHIR
Hujan semakin deras saja sore itu, hari-hari yang indah, si Joy dan Rita selalu bersama sepulang sekolah.
“Rita, esok di jemput atau mau bonceng si merah ?, sebutan motor tua si Joy. Joy pakai motor sejak kelas dua setelah ayah tercintanya yang mirip Jhon Lenon itu pulang ke Rahmatillahi karena kecelakaan.
Ritapun sejenak terdiam lalu menjawab dengan spontan “bonceng si merah aja dech” dengan sedikit senyum manis.
Rita anak satu-satunya dalam keluarga Bapak Kertaraharja yang terkenal sukses dalam dunia bisnis perdagangan ternak.
Impian-impian tak selalu indah kata pepatah, memang benar impian Romeo dan Juliet ini pun sepertinya akan ada gerimis di pagi hari.
“Joy, tiap datang tolong dong ganti jaketmu yang lusuh itu,” ucap Rita dengan penuh sopan, sejak mamah Rita melihat dandanan si Joy yang apa adanya itu mamah Rita mulai nggak suka dengan Joy yang memang anak orang sederhana.
“Rita, bukanya aku nggak mau tapi biarlah aku apa adanya toh orang lain tidak ikut membiyayai aku hidup, aku masih muda Rita” cerocos Joy sedikit emosi, karena Joy merasa prinsip hidupnya mulai di otak-atik orang lain.
Itu ada hubunganya dengan Rita, primadona SMK Banjarnegara, postur Rita yang mirip VJMTV Nadiahutagalung itu selalu jadi bidikan para cowok-cowok borju.
Sebulan sudah perbedaan itu menjadi topik masalah yang membuat mereka berdua agak saling renggang. Rita terlalu mengambil hati semua ucapan mamah, Dian si sahabat karibnya dan teman-teman yang lain.
Raut wajah imut itu selalu muram, cemberut, jengkel dan marah yang bercampur aduk, tiap Joy datang bermalam minggu,Rita selalu menolak tawaran Joy pulang sekolah bersama.
Kini hari-hari terlewati dengan hujan badai. Semua serasa gelap bagi hari-hari Joy,
“Rita, aku pamit……..”
“Aku mau ke Gunung Kerinci, mungkin aku bolos satu minggu”
dengan gundah Joy pamit ,“Hati-hati.” Ucap Rira dengan cemberut.
Hari-hari serasa sepi Rita selalu termenung, pikiran dan hatinya selalu bertengkar.
“Joy seandainya engkau mau merubah penampilanmu aku akan berjanji setia selalu.”
Sore itu hari Rabu tepatnya empat hari setelah kepergian Joy ke gunung Kerinci .
Ting……………….tong………..(suara bel berbunyi)
Rita, ada tamu, suara mamah Rati sedikit teriak dari dapur,
“Joy,………Kok kamu cepet sekali pulang !”
“E…………..iya Rita aku memutuskan merubah semua penampilanku yang yang selama ini nggak kamu suka, mamah, ataupun teman-teman kamu.
Rita seolah tak percaya Joy tampil dengan rapi.
“O…………iya Rita ini dua tangkai bunga edelwis dari gunung Kerinci untuk yang terakhir kali.”
Malam itu Rita riang bukan main, mamah papahnya di ciumi berulang-ulang.
Ting…………tong…………
“jangan-jangan Joy datang,” pikir Rita dalam hati.
“Udin, masuk ! sama siapa kamu………?”
“Sendiri Rita, Aku………..E………Aku……….aduh.”
sedikit gugup, takut idin menjelaskan semua keadaan.
“Rita,…….maaf…….E….”
“Joy kecelakaan di kerinci di temukan tadi sore di jurang ketinggian 3500 M DPL.
“Jadi……………”
“Sekarang si Joy di mana ?” tanya Rita dengan nada lirih.
“Joy dirawat di rumah sakit Fatmawati” jawab Udin dengan rasa kasihan.
“kamu maukan, besok antar aku ke rumah sakit?” pinta Rita.
“iya Rita, saya jemput jam 09.00.”
“Baiklah, sampai jumpa besok.”
Matahari mulai terbit menandakan hari sudah siang, dengan perasaan sedih Rita bangun dari tempat tidurnya, langsung menuju kamar mandi. Seusai mandi Rita menuju ruang makan. Ternyata mamah papah sudah menunggu Rita untuk sarapan pagi bersama.
Memang kebiasaan keluarga Rita, setiap kali hari minggu pasti menghabiskan waktunya untuk bersama-sama keluarga.
“Tumben Rit,……….Kamu bangun pagi-pagi, biasanya kalau libur bangunya siang ?” tanya mamah Rita.
“Rita mau besuk Joy, mah………….” Jawab Rita dengan menundukkan kepala.
“Loh………..memang si Joy kenapa ………?”
“Joy jatuh di gunung Kerinci mah.”
“Terus sekarang di rawat di Fatmawati” jelas Rita pada mamahnya.
“Jam berapa kamu berangkat…..?”
“Nanti mah di jemput udin.”
Dengan perasaan sedih, rasa bersalah dan menyesal Rita menunggu jemputan udin di teras, dalam hati rita berkata “mengapa aku begitu tega membiarakan kamu tersiksa Joy” tiba-tiba Rita di kagetkan dari lamunanya oleh suara motor udin.
“Tit………….tit…………..(suara klakson motor udin) dengan rasa cemas udin langsung menuju pintu pagar.
“Ayo din…..udah jam 09.00 nich, entar keburu jam besuk usai,”
Udin dan Ritapun berlalu dari halaman rumah Rita, setibanya di pelataran parkir Rita langsung menanyakan pada udin “Di ruang apa Joy di rawat din….? “di ruang melati” jawab udin.
“Ayo din cepat, Aku ingin cepat ketemu Joy” Ajak rita.
Setelah diketemukan ruang melati, dengan ragu-ragu Rita masuk ke dalam ruangan itu, karena pikiran Rita selalu di selimuti oleh rasa bersalah oleh Joy.
“Joy………………….”
“Rita………………! Sama siapa kamu Rit…………..?”
“Sama udin”
Keduanya saling berbincang-bincang dan melepas rindu , karena sekian lamanya Rita berpisah sama si Joy, sejuta kerinduan pu tersimpan dalam benak mereka masing-masing.
“Kapan kamu di perbolehkan pulang Joy……..?”
“Kalau nggak salah besok “
“iya dech, aku pulang dulu yach”
“Hati-hati Rit…….”
“O……..iya, besok aku jemput kamu boleh nggak?”
“Buat kamu aku selalu memperbolehkanya”
“Makasih Joy.”
Betapa bahagianya Rita, melihat sang pujaan hati sudah sembuh, dan esok kan bersamanya lagi.
Hari-hari Rita kini selalu berawal bersama Joy…….perbedaan prinsip hidupnya tiada lagi, sepertinya pasangan ini bagaikan langit dan bumi yang tiada batas akhir dalam kisah kasihnya.
Kisah panjang yang sangat melelahkan Rita dan si Joy kini telah terlewati dengan ketegaran hati masing-masing.
Sepulang sekolah tepatnya hari sabtu Rita bersama Joy, mereka saling bercanda dan tertawa asyik membicarakan masalah libur hari tenang menghadapi EBTA-EBTANAS.
“Rit,………nanti malam kamu ada acara nggak?’
“Enggak tuh, habis mamah papah enggak pergi sich.”
“Boleh nggak aku datang”
“tentu boleh”
Sampai di depan rumah, Rita langsung turun dari motor Si Joy.
“Makasih ya Joy…”
“Sampai jumpa nanti Rit.”
Dengan perasaan bahagia Rita masuk rumah langsung menuju ke kamar. Jam 19.30 tepat Rita menunggu kehadiran Joy di ruang nonton TV bersama mamah papahnya.
Ting……….tong……..
“Lihat Rit, siapa yang datang” Perintah mamah Rita.
“Kamu Joy…….masuk!”
“Makasih Rit”
“Kok sepi, mamah papah kamu ke mana?”
“Ada di dalam, lagi nonton TV.”
Tak terasa waktu terus berputar jarum jam menunjukkan pukul 21.00 WIB Joy pun segera pamit untuk pulang.
“Aku pulang dulu yach Rit……….”
“Hati-hati di jalan macet, Joy”
Libur sekolah telah usai, murid-murid SMK Tamansiswapun mulai masuk sekolah lagi, tidak ketinggalan pula dengan Rita dan Joy yang sedang sibuk belajar untuk mempersiapkan menghadapi EBTA_EBTANAS.
Hari senin EBTA_EBTANAS dimulai, Rita dan Joy berjuang memperebutkan nilai yang sebaik mungkin. Senin depanya lagi ujian telah berakhir, pengumuman di laksanakan hari sabtu, rasa tak sabar rita ingin melihat hasil ujian itu diantara lulus dan tidak. Joy pun gemetar mendengar pengumuman itu. Ternyata kedua-duanya lulus dengan hasil yang memuaskan.
“Hari ini kita makan-makan yuk……” ajak si Joy.
“Aku aja dech yang traktir hari ini” tawar Rita.
“Omong-omong lagi banyak duit nich?”
“Lumayan sich cukuplah buat makan kita berdua.”
Setelah acara makan-makan selesai Si Joy dan Rita langsung pulang, Rita diantar Joy sampai depan rumah, setelah itu Joy langsung pulang.
Betapa bahagianya orang tua mereka yang mendengar anaknya lulus sekolah dengan hasil yang memuaskan.
Akhir sebuah kisah panjang Rita dan Joy pun terpaksa harus berpisah, sebulan setelah kelulusan mereka berdua, Rita terpaksa meninggalkan Joy untuk kuliah di Australia, sementara Joy bekerja di perusahaan Textile.
Dengan di iringi tetesan air mata terpaksa Rita harus pergi, sungguh berat rasanya Rita meninggalkan si Joy, begitupun sebaliknya dengan si Joy , demi cita-cita Rita, si Joy rela melepaskan Rita tut menuntut ilmu di negeri seberang.
“Jaga diri kamu baik-baik di sana Rit……” ucap si Joy.
Perasaan duka, bersedih, tak ingin berpisah sama si Joy Rita berkata
“Aku janji Joy, aku akan jaga diri baik-baik demi kamu”
“Makasih Rit kamu mau mengerti perasaan ku.”
“Moga Tuhankan mempertemukan kita kembali suatu saat” pinta Joy dalam hati.
Walau jarak memisahkan Rita dan Joy namun jalinan kasih diantara mereka tetap berjalan, walau tak semulus seperti dulu, tak ada aral sedikitpun. Betapa sucinya jalinan kasih di antara mereka, dengan setia Joy tetap menunggu kehadiran Rita di sisihnya lagi.
Penantian Joy ibarat air yang terus mengalir, yang tak pernah mengenal lelah dalam penantian tanpa batas.
Diposting oleh Azis di 06.37 0 komentar
Selasa, 18 Mei 2010
BP atau Polisi Sekolah ?
Bimbingan dan Penyuluhan atau sering disebut dengan BP di sekolah, banyak siswa yang mempunyai persepsi yang lain dari peranan BP di sekolah, siswa lebih mengartikan BP sebagai Polisi sekolah, padahal peranan BP dan Polisi jelas berbeda.
Polisi di sekolah dalam arti yang sebenarnya yaitu berperan memberikan bimbingan dan pembinaan dalam hal keamanan, ketertiban, PKS, dan tentang bahaya penyalahgunaan Narkoba, akan tetapi arti BP sebagai polisi di sekolah dalam konotasi yang negatif yaitu diartikan sebagai tukang selidik, intrograsi, pemberi hukuman pada siswa yang bermasalah, terlebih lagi bila ditambah sosok guru BP yang berpenampilan menakutkan, jelas akan membuat siswa berpikir dua kali bila dipanggil BP.
Jika kita melihat dari gambaran diatas betapa ketidakmengertian kita tentang sosok BP yang sebenarnya. Guru Bimbingan Penyuluhan /Guru Bimbingan Konseling (BP/BK) di sekolah Kejuruan pengertian BK agak berbeda jauh kalau disekolah kejuruan guru BK diartikan sebagai guru bimbingan karier . Namun itu semua peranannya sama yaitu bimbingan terhadap siswa.
Kesibukan tugas seorang guru BP/BK cukup memakan waktu, sementara orang menganggap tugasnya lebih ringan bila dibanding dengan guru Mata Pelajaran / Bidang Studi . Karena anggapanya guru BP/BK tidak mengajar atau tidak memegang salah satu bidang studi / Mata Pelajaran . Namun , Apakah anggapan itu benar ?, nah sekarang kita cari jawabannya betul apa tidak.
Pengertian guru Bimbingan dan Penyuluhan, Bimbingan yaitu guru yang mempunyai tugas memberikan bimbingan pada siswa dalam berbagai hal dengan tujuan supaya berhasil dalam menempuh studinya disekolah, Penyuluhan yaitu memberikan pengarahan kepada siswa tetang hal-hal yang baik pada siswa sehingga akan mempunyai pemahaman tetang kehidupan disekolah, oleh karena itu BP disekolah diperlukan sekali, akan tetapi tidak semua sekolah mempunyai guru khusus yang bertugas untuk BP, ada Sekolah–sekolah tertentu guru BP/BK ini sering dirangkap oleh guru Mata Pelajaran atau guru BP/BK merangkap guru mata pelajaran . tetapi jika sekolahnya sudah cukup maju basanya tugas BP akan diberikan pada guru khusus yang tanggung jawab untuk membimbing siswa bahkan lebih dari satu orang, misalnya kewajiban seorang guru BP/BK untuk menangani 150 orang siswa .tetapi yang lebih dari itu juga ada, hal itu disebabkan kurangnya guru BP/BK atau karena Guru mata pelajarannya saja masih kurang. Sebenarnya cara ini kurang tepat karena proses bimbingan menjadi tidak efektif. Namun apa boleh buat karena keterbatasan tenaga pengaja atau guru.
Banyak orang yang mengangap menjasi guru BP/BK itu enak/mudah, sebenarnya itu karena keterbatasannya pengetahuan tentang keBP/BK an, sehingga menggangap bahwa guru BP/BK seolah–olah kurang pekerjaan, ada pula yang beranggapan bahwa guru BP/BK bertugas mengawasi anak – anak , siswa – siswa yang nakal, jadi kalau ada anak nakal tinggal dilimpahkan pada guru BP/BK saja, pendapat ini sebenarnya juga kurang tepat, karena kenakalan siswa hanya tanggung jawab guru BP/BK semata, tetapi juga tanggung jawab guru lainnya juga.
Sedang yang paling tidak menyenangkan guru BP/BK barang kali adalah cemoohan dari rekan guru , bahwa guru BP/BK pekerjaannya hanya neplaki lalat ( neplek lalat}karena dianggapnya guru BP steiap hari tidak ada pekerjaan, namun guru BP/Bk menyadari dan percaya bahwa pekerjaan guru BP/BK cukup banyak dan menantang.
Sesuai dengan namanya yaitu guru bimbingan maka sebenarnya tugas utamanya adalah bimbingan terhadap siswa bermasalah. Baik masalah kesulitan belajar atau masalah – masalah lain yang pada akhirnya menimbulkan gangguan belajar atau mengakibatkan menurunnya prestasi disekolah. Demikian pula bagi siswa - siswa yang mempunyai prestasi baik dikelasnya juga menjadi perhatian tersendiri bagi guru bimbingan tersebut. Hal ini dimaksudkan agar yang berprestasi akan tetap berprestasi, bahkan kalau dapat ditingkatkan lagi. Membimbing siswa berprestasi baik akan sama sulitnya dengan membimbing siswa yang kurang berprestasi . Karena biasanya siswa berprestasi kalau dikelasnya terdapat siswa kurang berprestasi cukup banyak, dapat terbawa arus yang kurang berprestasi.
Bagi guru bimbingan karier di sekolah kejuruan ini sangat penting karena siswa – siswa yang sudah tamat hendaknya dapat dipantau keadaannya . Apakah para tamatan sudah mendapat pekerjaan atau belum. Kalau ternyata sudah maka diusahakan mengetahui jenis pekerjaan yang dilaksanakan. Pekerjaan ini tidak mudah karena tamatyan rata – rata sulit dihubungi . Sehingga kadang – kadang hubungan antara sekolah dengan tamatan terputus. Memang ada sekolah yang dapat hubungan antara tamatan dan sekolah sangat baik. Ini berarti peran guru BP/BK sangat baik . Karena dapat menyadarkan para tamatan untuk selalu ada kontak dengan sekolah. Yang demikian ini patut ditiru / sebagai teladan.
Bagi sekolah yang mampu mencatat keberadaan tamatannya maka bagi guru BK dapat untuk mengetahui jenis pekerjaan tamatan. Dapat pula untuk memantau kesulitan kesulitan yang dialami dalam menghadapi pekerjaan . Hendaknya jabatan / pekerjaan pada tempat ia bekerja dapat meningkat. Disinilah peran guru BK/BP sangat membantu untuk memberi jalan keluar yang terbaik bagi tamatannya. Dengan adanya jalinan hubungan ini maka bagi guru BK disekolah dapat digunakan untuk mengarahkan /membimbing para siswanya yang masih disekolah dalam menghadapi pekerjaan kelak kalau sudah tamat dan bekerja. Hal inipenting karena siswa yang masih sekolah belum memiliki bekal dan pengalamannya bagi guru BK yang diberikan terhadap siswanya ini sangat baik. Karena dalam mengarahkan /membimbing siswa memilih jenis pekerjaan perlu pemberian contoh – contoh pengalaman kongkrit.
Secara umum administrasi gur BP/BK sebenarnya cukup banyak. Bagi guru BP/BK sendiri sebenarnya sudah disadari . namun kadang – kadang karena beban tuga yang berlebihan seperti tersebut diatas mengakibatkan adminisatrasi kadang – kadang menjadi terbengkelai. Bagi guru BP/BK yang kreatif tentu mempunyai kiat tertentu untuk menyelesaikan pekerjaan administrasi ini. Kiat masing – masing orang berbeda . karena hal ini sangat tergantung pada situasi dan kondisi sekolah itu sendiri.
Pada saat penentuan kenaikan kelas atau penentuan keberhasilan EBTA/EBTANAS ini guru BP /BK menjadi sngat penting . karena orang yang dapat memberi sumber informasi mengenai siswanya yang bermasalah tersebut, walaupun sebenarnya sumber dari guru yang lain juga ada . Yang menjadi permasalahan utama biasanya dalah diantara siswa diambang naik /tidak naik atau siswa berhasil/tidak berhasil EBTA /EBTANAS .kalau siswa yang berprestasi pada penentuan ini umumnya tidak ada masalah .
Polisi Sekolah.
Anggapan bahwa guru BP/BK harus dapat mengangani masalah – masalah kenakalan siswa dengan hukuman yang bersifat kekerasan/ hukuman fisik, hal ini kurang cocok pada saat ini. Karena penegakkan disiplin tata tertib sekolah dengan kekerasan nampaknya sudah berkurang yang dilaksanakan pada suatu sekolah. Jadi guru BP/BK supaya menghukum siswa yang bermasalah misalnya dengan berlari dilapangan atau bentuk – bentuk lain yang sifatnya hukuman fisik nampaknya tidak tepat. Karena tugas guru BP/BK dalam bimbingan sebenarnya dilandasi dengan rasa kasih sayang . sebagai layaknya antara orang tua terhadap anaknya. Tidaklah tepat kiranya apabila guru BP/BK sebagaimna yng dilaksanakan anggota polisi. Yaitu mengawasi siswa yang melanggar disiplin tata tertib sekolah dan menghukumya. Namun jika masih ada sekolah yang melaksanakan BP/BK seperti polisi ini barang kali karena terpaksa. Yaitu tuntutan keadaan yang mengharuskan melakukan seperti itu . Tugas pengawasan tata tertib disiplin ini sebenarnya menjadi tanggung jawab bersama untuk semua guru yang ada disekolah tersebut.
Kesan guru BP/BK disekolah yang menakutkan hendaknya dapat dikurangi . Sehingga tidak ada kesan bahwa siswa kalau masuk ke ruang BP/BK seolah – olah seperti masuk kandang macan. Tetapi kalau masuk ruang seolah –olah seperti masuk kerumah sendiri yang disitu sudah ditunggu oleh orang tuannya.
Kesadaran siswa masuk ruang BP/BK tanpa harus dipanggil ini sangat baik dan perludibudayakan. Karena rata –rata siswa yang masuk ruang BP/BK karena dipanggil oleh guru BP/BK . Saat masuk ruangan banyak pertanyaan dalam hatinya . Apa salah saya? Apa yang harus saya jawab nantinya dan sebagainya . Maka jika guru BP/BK dapat mengembangkan sebagaimana tersebut diatas yaitu sepertinya hubungan orang tua dengan anaknya, penyelesaian kasus – kasus dapat ditangani dengan mudahsebagaimana seperti yang tersebut diatas , yaitu sepertinya hubungan orang tua dengan anaknya penyelesaian kasus –kasus dapat ditangani dengan mudah .
Dari masing – masing sekolah tinggalah memilih langkah mana yang paling cocok. Apakah kan menerapkan model polisi di sekolah atau model anak dengan orang tua . Karena dari masing – masing sekolah mempunyai karakteristik yang berbeda –beda . baik dari segi siwa maupun dari segi guru/pengajarnya. Pemilihan langkah / bentuk yang tidak tepat tidak akan berhasil menangani permasalahan , justru akan menambah masalah baru BP/BK yang modelnya seperti penanganan polisi mungkin juga dapat berhasil dengan baik atau juga tidak berhasil. Disamping itu penangganan model anak dan orang tua juga dapat berhasil dengan baik atau juga tidak berhasil tergantung pada kondisi dan situasi tempat.
Keberhasilan penanganan bimbingan disekolah sangat tergantung oleh kekompakan warga sekolah dalam menangani kasus . Karena kasus disekolah sebenarnya bukan tanggung jawab semata pada guru BP/BK tetapi tanggung jawab bersama warga sekolah yang bersangkutan . Keberhasilan penanganan masalah- masalah disekolah merupakan kebanggaan bersama sekolah yang bersangkutan. Dan pada akhirnya masyarakat yang menilai bahwa sekolah itu baik.
Diposting oleh Azis di 10.28 0 komentar
Sabtu, 15 Mei 2010
“ORA DINYANA BISA SEKOLAH MANING”
Jangkrik ngentir awit mulai surupe srengenge, kalong pada mabur, lemud mulai pating sringing nang kuping, barat semebrak nampu maring godong krambil sing pada pating pentiung, Narko jagong nang emper karo ngalamun kemutan maring mboke sing nang negara sebrang agi golet rejeki go nguripi deweke.
Bapane urung bali gole dodolan bakso mangkat esuk muter desa karo nuthuki mangkok “thing-thing-thing bakso-bakso” kaya kuwe gole tawa, bali angger surup srengenge, pagawean iki go pedinan, Narko nglangut pikirane “mboke agi ngapa siki apa ya, kemutan inyong apa ora, wis rong taun lawase ora krungu pisuhe biyunge angger jengkel maring trukane inyong angger dong agi nakal ora gelem adus”.
Jane Narko ini kegolong bocah sing pikirane mletik mandan pinter tur rupane ya becus angger didandani, nanging uripe wong cupet yang dadine awake busik ora mambu sabun, sikile gudigen amarga aduse nang kali kulon umah sing sering go kungkum kebo, dadi ya campur tai kebo apa barang angger adus, sing penting awake teles, babar blas ora tau andhukan go ngosodi awak sing teles kenang banyu, bar adus nganggo kaos wis ora rupa warnane coklat merga wis tayumen, ora tau ganti asale ya mung duwe klambi telung stel piwewehe pakde Mansur bapane Khamidi sing wong sugih tapi sering derma maring wong kekurangan . Dongane Narko jane wis kelas IV SD tapi ya kuwe tembe kelas II SD wis ora ana sing go bayar sekolah dadine ya trima dolan, apa maning ditinggal biyunge sing agi maring luar negeri golek rejeki, dadine ya ora kopen.
“Ko, Narko wis adus apa urung ?”, pitakone bapane sing nembe bali ider bakso, karo ngandegaken grobogane nang sanding emper sisih wetan ngisor wit krambil.
“Sampun pa, wau kalih si Kusnen teng lepen !”, Narko karo nyedeki bapane sing agi bongkar kompor sing ana nang grobogan baksone, karo ngethokna mangkoke go dilebokna umah.
“Ko, iki mau nyong ulih layang sekang biyunge ko, sing isine jere arep kirim duwit, tapi kudu maring bank, …. si keprimen ya mangkane nyong urung tau maring bank!”, Ki Jarkum babape Narko, karo udud jengong nang resban, sawise ningkesi dagangane sekang grobogan baksone.
“Jan-jane biyunge sih suwe temen boten wangsul-wangsul bapane, kula li kangen kepengin ketemu, kula kepengin sekolah, la kanca-kancane kula sampun kelas IV, kula empun ketinggalan sanget, kula isin, bapane ?”, semaure Narko, sajake mandan maido maring bapane.
Bocah seumur Narko pancen agi seneng-senenge sekolah campur kanca, pada playon, penthak umpet, bal-balan, tapi ya kuwe nasibe Narko pancen beda karo kancane sing sebaya.
“Ko, yo pada maring Mushola, kae wis Adzan Magrib “, Ki Jarkum bali tes adus nang kali, karo dadani gole bebedan sarunge sing wis lusuh, tapi resik.
“Bapane, kupluke kula teng pundi, kula padosi boten onten ?”, pitakone Narko karo ngiling-ngilingi nang ngisor resban bokan gigal nang longan.
“La giye, nang kene, sing ngesug aken nang kene sapa ?”, jawabe Ki. Jarkum karo nuduh aken kupluke Narko sing aben dina mesti dienggo maring Mushola.
Pancen si Narko bocah gemati banget maring barang sing diduweni, tur ya jane bocah sregep lan ngajeni banget karo wong tuane najan wong tuwane klebu wong sing uripe pas-pasan, si Narko wiwit cilik diajari urip maring bapane supaya dari wong sing trima lan ngajeni maring sapabaen.
”Wong sing duwe pengaji ing ngarsaning Gusti Alloh, kuwe wong sing taq’wa, sing nindak aken perentahe dan ninggal aken larangane”, Pak Kyai maringi pangandikan maring jama’ah sing pada sholat nang Mushola, nang kupinge Narko sing bocah cilik kuwe ngrasa nandes nang atine. Mulane sedawane ndalan karo bali nang umah Narko ngecriwis takon maring bapane bab-bab tumindak sing becik sing di ngedikakna Pak Kyai mau.
Kriyet onine lawang pring sing dibukak maring bapane Narko engsele lawang ora tau mambu oli dadi seret angger dibukak, nuli pada mlebu nang umah, diyan sentir kliyep-kliyep kenang angin sekang jaban omah, tikus nang ngisor resban mlayu keweden, cecek pada playon nang gedek pager sekang pring, hawane pengap merga umahe ora ana jendelane, jogane lemah ora plesteran apa maning keramikan, babar blas ora digagas maring si Narko.
Pikirane si Narko muga-muga bapane sehat dadine aben dinane bisa mangan, ora ketang sing dipangan ya secukupe go ganjel weteng.
Wengi kuwe pancen sepi nyenyet anane unine jangkrik, kahanan dusun Pekuncen adem ayem trentrem, si Narko turune nglengkur, kemulan sarunge sing cekak, nang resban, sedela-sedela tangane nyaut lemud sing nyokot sikile Narko.
Bapane Ki Jarkum pikirane nglanglang buana duwe pengarep gendene si Narko muga-muga dadi wong sing mulya ora kaya bapane sing mung bisa dodolan ider bakso mubeng desa, deweke sakjane kepingin nyenengna anake kaya bocah linyane, tapi cupet penghasilane dadine yang cukup aweh pangerten maring anake lanang anger iki kabeh pance kahanan, supayane ora dadi wong sing kegeden pengarep tapi ora nyukuri maring sing wis diparingi maring Gusti sing Murbeng Jagad.
Ki Jarkum pancen wong sing uripe cupet nanging anggone didik anake ora baen-baen, sing jenengane babagan urip nang dunya iki kudu duwe rasa tepo selira maring sapada-pada, tulung tinulung, aja duwe melik maring duweke liyan, ngajeni maring kesepuhan, jujur, trus sregep ngibadah kanggo sangu urip nang akherate mengembene.
Mulane si Narko ora kaget karo kahanan sing agi di rasakna, dadi ora kaget angger tangi turu ora ana panganan, anane paling wedang putih, yang wis biasa.
Ora krasa jago wis kluruk, bedug subuh wis moni, gageyan si Narko digugah maring bapane. ”Ko, tangi wis awan ayo cepet maring mushola subuhan !”.
Ngucek-ngucek matane, angob, trus maring kali, ngono pedinane si Narko dadi yang wis kulina.
Bubar sekang Mushola, terus pagaweyan biyasane Ki Jarkum ngracik ngawe indil-indil bakso, go dodolan dina kuwe, banyune karo wadahe disugaken nang grobogan, trus kompore disumed, mangkoke di lebokna nang jero grobogan sing wing mandan reyot.
Srengenge wis munggah, sumunar mlebu nang jero umahe si Narko sing lagi nyaponi jogan, karo ngrewangi ningkesi barang sing arep go dodola bapane.
”Apa bener iki umahe si Narko ?”, pitakone wong sing gawe kagete Ki Jarkum lan kami tengengen, sebab sing takon kuwe ora liya Pak Bajuri sekang Kepolisian, tur nakokna Narko, ana apa karo si Narko apa wis tumindak sing ora bener sing gawe cuwane utawa rugine wong liyan, tumindak sing nglanggar hukum, Narko weruh agi digoleti pulisi terus mlayu nang pedangan umpetan.
”Monggo pinarak nak mas, monggo ”, jawabe Ki Jarkum karo mandan deg-degan, lan sewu pitakon nang ati. Nang resban sing reyot pada jagongan para tamune ana wong telu pulisine loro sing siji priyayi necis dandane ya wong sugih.
”Ki. Jarkum apa si Narko ana ? siki nang ngendi ?”, pitakone Pak Bajuri, Narko depepes nang padon pedangan, ana apa nyong ka digoleti pulisi loro, nyong salah apa jane, duh gusti ?, semono batine si Narko.
”Monggo pinarak riyin, kulo padosi si Narko sekedap”, jawabe Ki Jarkum karo ninggalaken tamu wong telu kuwe, terus mlebu pedangan karo undang-undang si Narko.
”Ko, nang ngendi ya, kae ana tamu goleti ko, pulisi loro, ana apasi ya ?” Ki Jarkum anggone goleti, si Narko dremimil, atine deg-degan, wedi campur ora genah pikirane.
”Dalem bapane, enten napa ?”, jawabe Narko menyat sekang padon pedangan, nuli nyedeki babapen, ”Ya embuh, kae ana tamu telu, goleti ko ?”, Ki Jarkum nambahi. Nuli wong loro pada metu sekang pedangan, terus salaman karo tamune.
”Nuwun sewu menika anak kawula si Narko ”, Ki Jarkum ngenal aken anake maring tamune.
”O iki sing jenenge Narko ?, ngene Ki Jarkum tekaku ngene iki nganter Pak Sudarmaji sing kepengin ketemu karo anakmu ?”, pitakone Pak Bajuri maring Ki Jarkum.
”Monggo Pak Sudarmaji, niki Si Narko ?”, Pak Bajuri ngenal aken maring Pak Sudarmaji.
”Nyuwun sewu Pak Sudarmaji, anak kula damel klentu napa, lajeng keraya-raya rawuh dateng gubug kula niki ?”, pitakone Ki Jarkum.
”Ya ngene Ki Jarkum, nyong sekanca pancen ana kepentingan karo anake peyan”, Pak Sudarmaji bukak crita.
”Telung minggu kepungkur anake nyong kelangan duwit nang dopet sing jumlahe kurang lewih Rp. 10.750.000,- anu ana nang gembolan kresek plastik nang jero dopet ?”, teruse Pak Sudarmaji.
”Halah duwit semono akehe apa ko sing jumut Narko, ya..., ngaku bae, nyong kiye wis wanti-wanti aja gelem melik liyan, koka kaya kuwe !”, Ki Jarkum nesu maring anake sing orang ngira angger aneke tumindak kaya kuwe.
”Narko, .... he aja meneng bae, mengko ko bisa diukum maring pak pulisi !”, Ki Jarkum dedes anake.
Si Narko keweden, bingung dadine mung bisa nangis mrebes mili, karo kamithotholen ngrungu bapane angger deweke bisa diukum maring pak pulisi kuwe.
Ki Jarkum sing dadi wong tuwane ya melu bingung, rasa isin rumangsa gagal didik anake sing mung siji kuwe, sing akhire pasrah maring tamune tumindak apa sing bakal ditibakaken maring anake ya siap lila lair bathin, angger pancen anake sing salah.
”Kiye-kayakiye, Ki Jarkum nyong maring kene justru arep matur nyuwun maring anake rika !”, pamedote Pak Sudarmaji.
”La kados pundi niku, kok malah bade matur nuwun dateng anak kula, la anak kula niku sampu tumindak napa ?”, Ki Jarkum manda gumun.
”Anding wingi anake nyong kuwe nembe sekang kantor bank, kanggo jumut duwit rencana go bayar sepeda motor, tapi tekan ngumah duwite sing nang tas ilang !, juran nyong bingung, terus tak laporna nang kantor Polisi, ... nah nangkono duwite wis ketemu, juran nyong takon duwite sapa sing nemu ?”, Pak Sudarmaji jelas aken.
”Iya, Ki Jakrum wingi nane, ana bocah maring kantor pulisi gawa duwit nang dopet sing jumlahe kurang lewih Rp. 10.750.000,- duwite di gembol kresek plastik nang jero dopet, lah nang jero dopet ana KTP ne Pak Sudarmaji, sing gawa duwit kuwe ya anak rika si Narko !”, jelase Pak Bajuri.
”Siki Pak Sudarmaji arep matur nuwun maring anake rika”, teruse Pak Bajuri.
”Wis aja keweden, nyong karo pak pulisi ora arep ngukum ko Narko, wis aja nangis”, Pak Sudarmaji ngendikan karo ngeneng-ngengengi.
”Anake rika siki wis kelas pira, ya Ki Jarkum ?”, pitakone Pak Suramaji.
”Si Narko dongane niku empun kelas IV SD, namung gih niku pedot teng kelas II amargi mboten enten sing ge bayar ”, Ki Jarkum jelas aken.
”O... dadi si Narko ya ora sekolah ?”, Pak Sudarmaji nanggepi.
”Inggih”, jawabe singkat Ki Jarkum.
”Wis iki kaya ngene, nyong arep matur nuwun banget karo anake rika, dene wis nemok aken duwite anake nyong, anake rika kon sekolah maning, mengko nyong sing biayani sekolahe karo kebutuhane sisan, dadi tak dadekna anak asuhe nyong, keprimen Ki Jarkum ?”, Pak Sudarmaji jelas aken.
Ki Jarkum bingung gone jawab, akhire si Narko ngrungu kaya kuwe trus nangis, sungkem nang ngarepe Pak Sudarmaji, terus salaman karo tamune kabeh, sing dadi bombonge si Narko ora dinyana bisa sekolah maning bareng karo kanca-kancane maning, Ki Jarkum mrebres mili orang ngira dina kuwe bakal oleh kemulyaning Gusti Alloh, ing atase anake bisa sekolah maning.
Ki Jarkum rumangsa monggog gone didik anake si Narko ora sia-sia, deweke dadi wong sing jujur.
Diposting oleh Azis di 22.07 0 komentar
Label: Kembang setaman